Salin Artikel

Mengungkap Fakta Miris di Balik Kematian Tragis PNS Kementerian PU, Cor Semen Masih Basah

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan Aprianita, seorang PNS Kementerian PU di Palembang, Sumatera Selatan, masih menjadi sorotan.

Sejumlah kesaksian para saksi dan warga di sekitar lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, mulai terungkap.

Salah satunya adalah Watoni (50), salah satu pejaga makam di TPU dan sekaligus rekan Nopi, salah satu tersangka pembunuhan Aprianita.

Menurut Watoni, tanah kosong yang digunakan untuk mengubur korban dan dicor semen biasanya dilewati para peziarah makam.

Menurut Watoni, ia tak menyangka Nopi akan ikut terlibat dalam aksi tersebut.

Seperti diketahui, jasad Aprianita ditemukan dicor semen di TPU Kandang Kawat. Setelah diselidiki, korban tewas dibunuh karena masalah utang piutang. Korban juga sempat dikabarkan tak pulang ke rumah selama 17 hari oleh pihak keluarga.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Menurut Watoni, warga mulai menaruh rasa curiga kepada Nopi, lantaran ia tak kunjung bekerja sejak 9 Oktober 2019.

Seluruh rekannya pun tak mengetahui di mana keberadaannya. Namun, di pondok seluruh alat kerjanya masih ada di sana.

"Biasanya pagi sudah ada. Tapi sejak waktu itu dia tidak keluar," katanya.

"Awalnya kami sudah curiga waktu polisi datang mencarinya. Kami kira ada apa. Baru tahu kalau kejadian kemarin," kata Watoni.

Watoni menduga korban dikuburkan pada malam hari antara pukul 21.00 WIB dan 22.00 WIB. Pasalnya, pada waktu tersebut semua orang telah pulang.

"Kalau sore sampai habis maghrib masih ada orang. Kalau saya kira di atas jam sembilan malam dia kuburkan," ujarnya.

Sementara itu, Zubaidah (45), salah satu warga di sana, pun mengaku sempat mencurigai jika Aprianita dimakamkan di belakang pondok milik Nopi.

Hal itu karena coran terlihat masih basah dan jarang terlihat.
"Waktu polisi datang, saya sudah curiga di situ. Eh ternyata benar. Nopi sudah lama hilang," katanya.

Menurut Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Yudhi Suwaryadi, pihaknya sebelumnya telah tiga hari melakukan penggalian di beberapa lokasi untuk mencari korban.

Setelah lima kali menggali di lokasi TPU Kandang Kawat, petugas akhirnya menemukan korban dengan kondisi mengenaskan.

"Kondisi korban masih mengenakan baju. Kaki korban juga terikat tali," ujarnya.

Dalam kasus ini, polisi berhasil menangkap dua orang terduga pelaku pembunuh Aprianita, yakni Yudi dan Ilyas.

"Iya, keduanya masih kita periksa. Baru dua tersangka yang diamankan," katanya, Jumat.

Dari hasil pemeriksaan, motif Yudi yang diduga menjadi dalang aksi pembunuhan Aprianita lantaran utang sebesar Rp 145 juta.

Korban diduga merasa ditipu oleh tersangka karena uang itu seharusnya untuk membeli satu mobil jenis Toyota Kijang Innova pada 2016 di Jakarta.

Namun, mobil yang diinginkan korban tak kunjung datang. Lalu, merasa kesal ditagih, Yudi akhirnya membunuh korban secara sadis.

Ia pun menyewa Ilyas yang telah ditangkap untuk menjerat leher Aprianita hingga tewas setelah sebelumnya lebih dulu diberikan minuman bercampur obat tetes mata.

(Penulis: Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/28/11360031/mengungkap-fakta-miris-di-balik-kematian-tragis-pns-kementerian-pu-cor-semen

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke