Salin Artikel

Kebakaran Hutan Gunung Lawu Diduga karena Aktivitas Pembuatan Arang

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Kebakaran hutan kawasan Gunung Lawu di Karanganyar, Jawa Tengah, diduga adanya aktivitas pembuatan arang di puncak. Namun, untuk kebenarannya masih dilakukan penelusuran. 

"Selain cuaca. Ada informasi kebakaran disebabkan adanya pembuatan arang. Tapi, ini masih ditelusuri," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (25/10/2019).

Hutan Gunung Lawu yang terbakar terjadi di kawasan Cetho hingga masuk ke wilayah Jatiyoso, Karanganyar.

Luasannya ada sekitar 10 hektar. Saat ini sudah ada sebagain titik yang dipadamkan.

Pihaknya bersama relawan Gunung Lawu terus melakukan pemantauan kawasan hutan Gunung Lawu.

Sebab, kawasan hutan yang terbakar tersebut mengandung tanah humus. Dari permukaan terlihat sudah padam, tetapi kalau terkena embusan angin kembali muncul asap.

Titis mengimbau para pendaki untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan relawan Gunung Lawu demi menjaga keselamatan bersama.

Di samping itu, pasca-dibukanya kembali jalur pendakian, masyarakat agar ikut bersama menjaga hutan kawasan Gunung Lawu dari bencana kebakaran.

"Selain faktor alam, kebakaran hutan ini bisa disebabkan faktor manusia. Jadi, kalau mendaki Gunung Lawu tidak usah merokok atau membuat api unggun, apalagi di musim kemarau seperti ini," ujar Titis.

Diberitakan sebelumnya, jalur pendakian wana wisata Gunung Lawu via Candi Cetho, Cemoro Kandang, dan wana wisata Pringgondani ditutup sementara karena kawasan hutan gunung tersebut terbakar.

Penutupan wana wisata Puncak Lawu berdasarkan surat pemberitahuan dari Pemkab Karanganyar melalui Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Karanganyar terhitung mulai 21 Oktober 2019.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/25/14383851/kebakaran-hutan-gunung-lawu-diduga-karena-aktivitas-pembuatan-arang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke