Salin Artikel

Asosiasi Tradisi Lisan Gelar Munas dan Seminar Internasional di Makassar

Seminar internasional yang dihelat di Universitas Hasanuddin Makassar itu mengusung tema "Menumbuhkan Tradisi Lisan sebagai Warisan Budaya: Meningkatkan Kesejahteraan dan Keselarasan Budaya".

Seminar internasional itu menghadirkan para akademisi/peneliti dari berbagai universitas dan lembaga di Indonesia seperti Heddhy Sri Ahimsa (UGM), Robert Sibarani (USU), Achadiati Ikram (Manassa/Yanassa), Mukhlis PaEni (LSF), Ninuk Kleden (LIPI), dan Sapardi Djoko Damono (UI).

Pembicara dari luar negeri meliputi Aone van Engelenhoven dari Leiden University, Dana Rappoport (Centre Asie dubSyd-Est Paris), Dominique Guillaud (French Institute of Research for Sustainable Development-UMR Paloc, IRD-MHNHN Paris), Charles Jeurgens (Amsterdam University), Chua Soo Pong (Hanoi Academy of Film and Theatre), Makoto Ito (Tokyo University), Stefan Danerek (Swedia), dan Haron Daud (Kelantan).

Ketua Umum Asosiasi Tradisi Lisan, Pudentia MPSS mengatakan, seminar internasional dan festival tradisi lisan sudah sebelas kali terselenggara sejak ATL berdiri tahun 1993.

Penyelenggaranya bergantian, yakni ATL-ATL di daerah, didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah setempat, dan beberapa lembaga seperti Yayasan Obor Indonesia dan KITLV.

"Kegiatan ini bisa bertahan karena adanya kesamaan pandang antara ATL dengan para pendukung, termasuk pemerintah. Sebab, kami semua menyadari peran dan fungsi tradisi lisan sebagai salah satu kekayaan budaya tak benda (Intangiable Cultural Heritage/ICH) yang terbukti menjadi kekuatan kultural membangun peradaban," papar Pudentia, Rabu (23/10/2019).

Menurut Pudentia, UNESCO sudah mengakui kegiatan tersebut sebagai bagian dari ICH yang harus dilindungi dan dikembangkan seperti yang tertera dalam Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage tahun 2003.

"Dan, oleh Pemerintah Indonesia sudah diratifikasi melalui Peraturan Presiden Nomor 78, Juli 2007," katanya.

Dalam acara Munas ATL pada Rabu di Hotel Harper Makassar, beberapa anggota ATL membahas sejumlah persoalan dan tantangan tradisi lisan di era transnasional saat ini.

Rusjdi Ali dari ATL Aceh menekankan adanya upaya sinergis antara ulama dan pelaku tradisi agar tidak saling mempertentangkan. Misalnya, penyelenggaraan wayang tetap ada namun tidak lagi semalam suntuk, dan hanya satu jam atau tiga jam.

Menari di panggung diperbolehkan, namun perempuan semua atau laki-laki semua (tidak dicampur dalam satu tarian bersama).

"Ada usaha memperdekat antara pelaku tradisi dan ulama," kata Ali.

Menurut peneliti LIPI Ninuk Kleden, upaya menjembatani agama dengan tradisi harus dilakukan oleh semua daerah dan perlu untuk dipikirkan bersama.

Ia mencontohkan, tradisi Mamanda di Kalimantan yang makin hilang karena banyaknya pengajian.

Di daerah tertentu, Teater Mamanda dilarang tampil jika ada pengajian, dan karena pengajiannya terus-menerus akhirnya Mamanda pun perlahan hilang.

Tradisi Rudat di Lombok juga makin hilang karena banyak seniman tidak mau lagi pentas setelah selesai menjadi tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi. Banyak lagi contoh yang lain.

Achadiati Ikram menekankan pada sastra lisan sebagai ungkapan dari segala seni yang dirasakan oleh kita sebagai sebuah bangsa.

Tradisi adalah jiwa asli yang menjadi persona bangsa kita. Ia mengucap salut kepada ATL yang bisa merawat tradisi hingga 26 tahun dan masih terus berjalan.

Banyak tantangan, dan semua pihak merasa terpanggil untuk menjaga tradisi warisan bangsa.

Di Sumatera Utara, misalnya, para pelaku tradisi menghidupkan lagi tradisi yang makin dilupakan.

Ketua ATL Sumut dari Universitas Sumatera Utara, Robert Sibarani mengatakan, beberapa tradisi seperti ritual menggali tanah untuk irigasi, dihidupkan lagi dan menjadi sakral kembali.

"Yang bisa dilakukan oleh kami adalah mengingatkan memori kolektif sehingga masyarakat kembali masuk ke dalam tradisi," kata Robert.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/23/20450691/asosiasi-tradisi-lisan-gelar-munas-dan-seminar-internasional-di-makassar

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke