Salin Artikel

5 Fakta Kerusuhan Pertandingan PSIM vs Persis, Mobil Polisi Dibakar hingga Sweeping Suporter

KOMPAS.com - Kerusuhan suporter terjadi saat pertandingan antara PSIM melawan Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, pada Senin (21/10/2019).

Akibatnya, dua mobil polisi dibakar massa. Sementara itu, menurut Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, tindakan anarkis para suporter tersebut diduga karena suporter kecewa melihat tim kesayangannya kalah dari tim tamu.

Seperti diketahui, laga PSIM vs Persis tersebut berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan tipis tim tamu.

Selain itu, dalam pertandingan tersebut Persis Solo bermain tanpa suporter Pasopati.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Armaini menjelaskan, tindakan anarkis para suporter diduga karena tim mereka kalah.

"Sebenarnya pertandingan ini tidak ada suporter dari Persis Solo. Tetapi terpicu kekalahan, kekecewaan," ujarnya Senin (21/10/2019).

Kerusuhan yang terjadi pada menit-menit akhir itu membuat pertandingan terpaksa dihentikan. Para pemain lalu dievakuasi masuk ke lokasi yang aman.

"Prioritas kita amankan pemain Persis Solo," ucap dia. Menurut dia, karena kekecewaan atas hasil pertandingan, terjadi tindakan anarkis.

Skor 3-2 untuk kemenangan tim tamu ternyata membuat kecewa para suporter tuan rumah.

Seperti dilansir BolaSport.com dari Tribun Jogja, kericuhan pecah pada pengujung babak kedua.

Saat itu ,diduga ada oknum suporter PSIM yang tidak terima karena pemain Persis Solo mengulur-ulur waktu jelang pertandingan berakhir.

Seperti diketahui, gol kemenangan Persis dicetak oleh Hapidin (25'), Slamet Budiyono (58'), dan Nanang Asripin (62').

Dari kubu tuan rumah, Cristian Gonzalez memborong dua gol untuk Laskar Mataram tepatnya pada menit ke-38 dan ke-63.

Armaini menjelaskan, tindakan anarkis massa suporter membuat satu mobil polisi hangus terbakar dan satu mobil rusak parah.

"Ada yang rusak berat ada yang 80 persen rusaknya," ucap dia.

Namun, sampai saat ini, pihaknya belum bisa menyampaikan jumlah kerusakan. Sebab, masih dilakukan pendataan.

"Kami akan melakukan penyelidikan. Kejadian seperti ini sangat kami sayangkan, nanti kami evaluasi," beber dia.

Pasca-kerusuhan suporter, polisi dan TNI segera melakukan penjagaan. Menurut Armaini, kerusuhan berlangsung hingga 30 menit, setelah itu keadaan di Mandala Krida telah kondusif.

"Nanti kita lakukan penyelidikan. Sekarang kondisi sudah kondusif," tuturnya.

Seperti diketahui, laga antara tuan rumah PSIM Jogjakarta melawan Persis Solo dihentikan pada saat injury time karena terjadi kericuhan. Skor saat dihentikan Persis Solo unggul 2-3.

Pihak kepolisian melakukan sweeping para suporter Persis Solo yang hendak datang ke Stadion Mandala Krida.

Hal itu dilakukan untuk mencegah bentrokan antar suporter. Kedua suporter, PSIM dan Persis Solo, pada bulan Agustus lalu terlibat kericuhan. Pihak kepolisian pun meminta Pasoepati untuk kembali ke Solo.

Sementara itu, Presiden DPP Pasoepati, Aulia Haryo Suryo, mengaku tidak mengetahui soal sweeping ini.

"Tidak tahu," ucap Rio kepada Tribun Solo saat dikonfirmasi. "Tidak di lokasi saya," katanya menambahkan.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma, Nirmala Maulana Achmad | Editor: Jalu Wisnu Wirajati, Robertus Belarminus, Tri Indriawati)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/22/08000051/5-fakta-kerusuhan-pertandingan-psim-vs-persis-mobil-polisi-dibakar-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke