Salin Artikel

Kisah Bocah 3,5 Tahun Penderita Tumor Ganas, Hanya Bisa Terbaring dengan Perut Sebesar Bola Basket

Perut bocah itu tampak sebesar bola bakset. Bilur biru dari pembuluh darahnya mengular di sekujur perut dan dada.

Terdengar napas Anggi pendek, sehingga perlu bantuan oksigen yang disalurkan lewat selang.

"Dia menderita tumor (ganas) pada kandung kemih. Itu Rhabdomyosarcoma," kata Suyati (38), ibu dari Anggi sambil memangku anak ketiganya ini, Kamis (17/10/2019).

Anggi lahir normal pada tahun 2016. Ia memang terpaut sangat jauh dari 2 dua saudara yang sudah berumur 20 dan 16 tahun.

Rhabdomyosarcoma mulai terdeteksi menyerang Anggi sejak usia 2 tahun.

Rhabdomyosarcoma merupakan kanker jaringan lunak yang menyerang otot rangka.

Karena penyakit itu, Anggi pun lebih banyak menghabiskan harinya dengan terbaring lemas. 

Kondisinya memprihatinkan. Selain perut buncit besar, tangan dan kakinya hanya tinggal tulang berbalut kulit. Seolah, semua otot dan dagingnya diserap ke perut. 

"Walau makannya banyak, semua terserap sama penyakitnya, itu kata dokter. Buang air lancar, pipis lancar, tapi kalau makan tetap mau saja. Bisa makan tapi tidak banyak, sedikit-sedikit," ujar Suyati.


Suyati mengingat kembali peristiwa pada Juli 2018. Anggi merasa sakit tiap kali kencing.

Saat itu Suyati belum menaruh curiga dan meringankan sakit dengan mengoles minyak penghangat pada perut Anggi.

Suyati mulai curiga ketika mendapati benjolan di perut kanan dan terus mulai membesar. 

Sejak itu, Anggi menjalani pemeriksaan dari puskesmas, RSUD Wates, hingga dirujuk ke RS Sardjito di Yogyakarta. 

Hari berganti hari, perut Anggi justru makin membesar bahkan bisa lebih dari bola basket, mencetak bilur pembuluh darahnya yang biru pada perut.

Hasil diagnosis mengejutkan, dokter memastikan Anggi menderita kanker atau tumor ganas yang mengganggu kandung kemih. 

Anggi, bocah dengan bobot normal 13 kilogram itu menjalani banyak upaya medis untuk sembuh. Ia harus kemoterapi hingga 25 pekan atau sekitar 6 bulan. 

Kondisi Anggi sempat membaik karena kemoterapi di April 2019. Perutnya kempes dan Anggi terlihat gemuk. Ia juga semakin ceria, mulai bermain dan berlari.

Namun, Juni 2019 kondisi Anggi kembali memburuk. Perut Anggi kembali membesar. 

Bocah ini kembali menjalani kemoterapi dan penyinaran. Belum genap terapi penyinaran, dokter pasrah dan mengaku tidak lagi bisa mengatasi perut Anggi yang terus besar. 

"Kondisi yang lain bagus tapi untuk perut dokter mengaku tidak berani menangani karena posisi perutnya masih besar," kata Suyati.

Kedua orangtua Anggi kini pasrah. Mereka mengaku hanya bisa selalu berdoa memperoleh keajaiban berupa kesembuhan Anggi dan kembali hidup normal.

"Anak kami ini ceria, dia suka menyanyi. Bahkan ingin cepat sekolah melihat temannya yang lain. Ia ingin beli tas yang ada kakinya," ujar Suyati.


Pengobatan alternatif

Karena dokter menyerah, mereka kini berikhtiar dengan mencari pengobatan alternatif seperti herbal dan rukyah dari para guru agama. 

Seiring perjalanan waktu, keduanya mengaku semakin berat menghadapi situasi ini. 

Terlebih lagi, keduanya sudah tidak lagi bekerja demi Anggi. Suyati dulunya membantu penjual mi ayam. Eko Ariyanto (41), suaminya, pekerja bangunan di Jakarta.

Waktu mereka habis demi memperhatikan Anggi. 

"Dulu saya tidak minta bantuan, semua ditangani sendiri karena masih kuat. Sekarang tidak, apalagi kami sudah tidak bekerja," kata Suyati.

Eko menceritakan bahwa tidak lagi memiliki penghasilan. 

Mereka praktis hanya hidup menggunakan sumbangan, bantuan, maupun uluran tangan dari berbagai donatur.


Niat akan kesembuhan Anggi menguras perhatian mereka hingga tidak lagi bekerja.

Mereka memanfaatkan sumbangan untuk membeli obat herbal, asupan, dan keperluan anaknya itu. Ia meyakini hasilnya lumayan. 

Mereka berniat membuat perut buncit Anggi semakin mengempis. Dengan demikian, ada peluang Anggi bisa disembuhkan dengan tindakan medis operasi bila Anggi sudah tidak buncit lagi.

"Bisa Rp 40-an juta untuk beli banyak hal, obat juga makanan," kata Eko.

Plt Bupati Kulon Progo, Sutedjo menyempatkan mampir melihat kondisi terbaru Anggi.

Sutedjo mengharapkan agar semakin banyak orang yang tersentuh membantu Anggi.

"Siapa pun akan tersentuh kondisi seperti ini. Saya berharap semakin banyak yang membantu," kata Sutedjo.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/18/07000051/kisah-bocah-3-5-tahun-penderita-tumor-ganas-hanya-bisa-terbaring-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke