Hampir 15.000 Warga Telah Dievakuasi dari Wamena ke Jayapura

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso menjelaskan, proses pemindahan pengungsi dari Wamena ke Kabupaten Jayapura tidak hanya dilakukan oleh aparat.

Ada pula secara swadaya menggunakan pesawat komersil.

"Data pengungsi sampai kemarin 10.096 orang yang diangkut menggunakan pesawat Hercules. Kemudian catatan saya lewat airlines dari Trigana, Wings Air sekitar 4.800, total hampir 15.000 orang," ujarnya di Jayapura, Sabtu (5/10/2019).

Untuk hari ini, sambungnya, ada dua pesawat Hercules yang akan beroperasi untuk mengevakuasi pengungsi dari Wamena ke Jayapura.

Sementara satu pesawat Hercules akan mengangkut pengungsi dari Jayapura ke Makassar dan Surabaya.

Menurut dia, hasil Rapat Forkompinda pada Jumat (4/10/2019) malam, pemerintah menginginkan agar kondisi di Wamena segera pulih.

Bagi warga yang kehilangan harta benda, pemerintah tengah mencari solusi agar ada ganti rugi atau upaya lainnya.

"Kemarin juga sudah bersama Gubernur Papua rapat terbatas, akan segera dibuat pemukiman sementara di Wamena. Kendaraan bermotor juga sedang dikonsolidasikan, apakah akan dicarikan pinjaman lunak supaya mereka bisa beroperasi," tuturnya.

"Sampai saat ini tinggal dua pesawat Hercules, karena dari tiga pesawat yang ada, satu diantaranya kembali ke Jawa. Pesawat Hercules yang terbang ke Jawa akan membawa 160 pengungsi," kata Bowo.

Dampak kerusuhan Wamena masih terus berkembang. Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah.

"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal .

Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang.

Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.

Demonstran bertindak anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios.

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.