Salin Artikel

5 Fakta Baru Gempa Maluku, 4 Bayi Lahir di Pengungsian hingga Korban Jiwa 38 Orang

KOMPAS.com - Berdasar catatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, hingga Hingga Jumat (4/10/2019) pagi pukul 09.00 WIT, telah terjadi 1.006 kali gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya.

Gempa susulan itu dapat dirasakan warga di Pulau Ambon dan sekitarnya. Sejumlah warga sempat panik dan berhamburan keluar rumah karena gempa susulan tersebut.

Sementara itu, gempa utama dengan magnitudo 6,8 beberapa waktu telah menelan korban jiwa sekitar 38 orang.

Lalu, puluhan rumah warga dan tempat ibadah baik masjid maupun gereja, juga mengalami kerusakan.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Menurut Humas Satgas Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku, Frona Koedoeboen, dari data sementara yang diterima Posko Satgas Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku hingga, Kamis (3/9/2019) pukul 13.00 WIT jumlah korban jiwa akibat gempa mencapai 36 orang.

“Sesuai data sementara sampai dengan jam 1 siang korban jiwa untuk kota Ambon, 11 orang Maluku Tengah 15 orang dan Seram Bagian Barat 10 orang. Sehingga total korban meninggal dunia 36 orang,” kata Frona saat memberikan keteranagn pers di Aula Korem 151 Binaya, Kamis.

Sementara itu, menurut Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru yang juga ikut dalam konferensi pers oleh Satgas Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku, merevisi jumlah korban meninggal dunia di Kota Ambon akibat gempa.

Dia menyebut dari data yang dimiliki pemerintah Kota Ambon, jumlah warga yang tewas akibat gempa di Ambon berjumlah 13 orang dan bukan 11 orang

Dari data yang dirilis, gempa bumi yang dirasakan sangat kuat itu ikut merusak puluhan bangunan sekolah, puluhan rumah ibadah, 24 fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit serta 6.523 unit rumah warga.
Selain itu, gempa juga merusak sejumlah kantor pemerintahan serta pusat perekonomian warga.

Dari data yang diterima, di Kota Ambon sebanyak delapan gedung kantor pemerintahan mengalami keruskaan dengan rincian enam rusak ringan dan dua rusak sedang.

Adapun di Kabupaten Maluku Tengah satu kantor pemerintahan rusak dan enam kantor pemerintahan rusak di kabupaten Seram Bagian Barat dengan rincian dua rusak ringan, dua rusak sedang dan dua lagi rusak berat.

“Total kantor pemerintahan yang rusak akibat gempa di tiga wilayah itu berjumlah 15 unit,”kata Humas Satgas Penanggulangan Bencana Gempa Provinsi Maluku, Frona Koedoeboen di aula Korem 151 Binaya, Kamis.

BMKG Stasiun Ambon mencatat hingga Hingga Jumat (4/10/2019) pagi pukul 09.00 WIT gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya telah mencapai 1.006 kali gempa.

“Sampai dengan pukul 09.00 Wit pagi ini sudah sebanyak 1.006 kali gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin, kepada Kompas.com via telepon seluler,Jumat.

Menurutnya, dari 1.006 kali gempa susulan tersebut, sebanyak 110 kali gempa dirasakan getarannya di Pulau Ambon dan sekitarnya, sedangkan sisanya tidak dirasakan.

Dari pantauan Kompas.com, gempa susulan yang terus terjadi dan dirasakan getarannya membuat warga panik dan berhamburan dari rumah-rumah mereka.
Tak hanya itu, sejumlah warga mengaku merasa pening karena gempa susulan yang terus terjadi.

“Kepala sudah pusing karena selalu ada gempa susulan,” kata salah satu warga.

Sementara itu, menurut Andi, gempa susulan di Maluku masih terus terjadi karena masih ada energi yang tersisa di zona patahan yang terus dikeluarkan secara perlahan untuk mencapai kestabilan.

“Jadi energi tersisa itu dikeluarkan secara perlahan sehingga kondisi patahan itu bisa mencapai kestabilan kembali, jadi ini kondisinya normal,”katanya.

Sebanyak empat ibu hamil telah melahirkan bayinya di lokasi pengungsian di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.

“Ada empat ibu hamil melahirkan di posko pengungsian di Rindam Waimital, Kecamatan Kairatu,” kata Humas Satuan Tugas Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku, Frona Koedoeboen, Kamis (3/9/2019).

Dia menuturkan, keempat ibu hamil yang melahirkan bayinya itu ikut dibantu oleh tim kesehatan produksi dari satgas penanganan bencana.

Sementara itu, Sity Zainab, salah satu pengungsi di Desa Waimital yang dihubungi dari Ambon membenakan bahwa ada empat warga di desa tersebut yang melahirkan bayinya di lokasi pengungsian.

“Satunya itu sepupu saya, baru melahirkan dua hari yang lalu,” ujar dia, saat dihubungi dari Ambon.

Sumber: KOMPAS.com (Rahmat Rahman Patty)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/04/12130061/5-fakta-baru-gempa-maluku-4-bayi-lahir-di-pengungsian-hingga-korban-jiwa-38

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke