Salin Artikel

Pesan Damai di Balik Kehadiran Banser dan Gusdurian Saat HUT Gereja Katolik di Majenang

KOMPAS.com - Perayaan HUT ke-9 Gereja Katolik Paroki Santa Theresia Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, berlangsung meriah dan meninggalkan kesan damai mendalam bagi masyarakat luas.

Bagaimana tidak, perayaan tersebut tak hanya dihadiri para umat gereja, tetapi juga dihadiri puluhan anggota Banser NU, Lesbumi, dan organisasi lain di bawah naungan NU serta Gusdurian.

Tak hanya itu, mereka muncul dari pintu sambil membawa tumpeng yang berjumlah sembilan, sesuai dengan HUT gereja.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Nyanyian mars "Ya Lal Wathon" menggema di ujung acara perayaan HUT ke-9 Gereja Katolik Paroki Santa Theresia Majenang, Selasa (1/10/2019) malam.

Lalu, setelah itu tampak puluhan anggota Banser NU, Lesbumi, dan organisasi lain di bawah naungan NU serta Gusdurian muncul dari pintu sambil membawa tumpeng yang berjumlah sembilan, sesuai dengan HUT gereja.

Lalu tumpeng tersebut dipersembahkan di altar dan diserahkan secara simbolis kepada Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr Tri Harsono yang memimpin rangkaian ibadah malam itu.

Saat memberi sambutannya di hadapan umat, Ketua Banser Gus Jamal mengatakan, pemberian tumpeng tersebut sebagai wujud kegembiraan. Harapannya, persaudaraan antara umat Muslim dan Katolik akan tetap terjaga dengan baik.

Sementara itu, Mgr Tri Harsono dalam sambutan balasannya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan semangat persaudaraan teman-teman Muslim.

"Yang terjadi di Paroki Majenang harus dijaga dan dilestarikan karena Gereja merasa justru didatangi teman-teman Muslim, inilah yang luar biasa. Paroki Majenang adalah model paroki yang berhasil menjaga dan merawat toleransi dan persaudaraan sejati dalam keragaman," ujar Uskup.

Menurut Kepala Bidang Persekutuan DPP Gereja Katolik Majenang, Nico Widyatmoko, hubungan antara umat Katolik dan umat Islam di Majenang selama ini berjalan sangat harmonis.

"Hubungan sangat luar biasa. Kami merasa satu saudara, tidak ada lagi sekat perbedaan. Untuk kegiatan kami saling mendukung, sekurang-kurangnya ketika merayakan sesuatu yang menggembirakan dari NU datang untuk membantu," kata Nico.

Sebaliknya, umat Katolik di Majenang juga tak segan untuk membantu saat saudara Muslim sedang menggelar sebuah acara.

Acara HUT gereja tersebut segera menjadi viral di media sosial. Pesan damai dari Majenang pun mendapat apresiasi dari masyarakat luas.

"Kerja sama sangat bagus, tidak hanya keagamaan, tapi juga sosial kemasyarakatan. Harapan persatuan, kebersamaan, persaudaraan kita semakin terwujud di Majenang khususnya dan Cilacap pada umumnya dan Indonesia seluruhnya," ujar Nico.

Sementara itu, dengan rasa haru dan bangga uskup memberikan apresiasi yang luar biasa dalam peristiwa tersebut.

Sumber: KOMPAS.com (Fadlan Mukhtar Zain)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/03/13050041/pesan-damai-di-balik-kehadiran-banser-dan-gusdurian-saat-hut-gereja-katolik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke