Salin Artikel

Anak Korban Kerusuhan Wamena Dijamin Bisa Sekolah di Makassar Tanpa Surat Pindah

Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat dalam kunjungannya bersama Wakil Gubernur Andi Sudriman Sulaiman di Jayapura, Papua, Senin (30/9/2019).

"Pemprov menjamin kelanjutan pendidikan anak-anak yang menjadi korban di Wamena, tanpa surat pindah, bisa bersekolah di Makassar," kata Abdul Hayat dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Abdul Hayat menuturkan, kejadian di Wamena menghasilkan trauma yang mendalam bagi anak-anak. Banyak dari mereka yang tidak mau lagi melanjutkan sekolah di Wamena.

Untuk itu, dia meminta kepada pihak-pihak pemicu kerusuhan untuk berhenti mengusik kedaulatan Papua sebagai bagian dari NKRI.

"Pemerintah dan masyarakat Sulsel mengucapkan belasungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin (23/9/2019)," ujar Abdul Hayat setelah mengunjungi para korban kerusuhan Wamena

Selama di Wamena, Abdul Hayat Gani bersama Andi Sudirman Sulaiman menyempatkan diri menemui para korban dan juga warga Sulsel di pengungsian.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyerahkan bantuan sosial senilai Rp 1 miliar kepada Pemerintah Jayawijaya.

Bantuan tersebut diterima langsung oleh Bupati Jayawijaya John Richard Banua di Wamena, Senin (30/9/2019).

John Richard Banua menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah membantu normalisasi Jayawijaya pasca-kerusuhan, dan peduli terhadap kondisi di Wamena.

"Terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, atas kepedulian membantu masyarakat Jayawiya khususnya di wamena. Ini merupakan bentuk uluran kemanusiaan sebangsa dan setanah air," jelasnya.

Pengungsi terus bertambah

Saat ini, jumlah pengungsi terus berubah karena selain ada pengungsi Wamena yang sudah terbang ke Jayapura, juga ada pengungsi yang masuk dari beberapa kabupaten di sekitar Jayawijaya.

"Di tempat kita sudah 3.200 pengungsi, bertambah lagi, keseluruhan sekitar 5.500 orang. Jadi jumlah tidak tetap karena ada yang turun ke Jayapura dan ada yang datang ke Wamena. Pengungsi berdatangan ke Wamena dari Kabupaten Yalimo, Lanny Jaya dan Tolikara," katanya.

Sementara itu, Andi Sudirman Sulaiman mengecam tindakan yang berujung perusakan di Wamena. Ia pun mengecam segala bentuk aksi provokatif dan memakan korban nyawa.

"Kami menyayangkan kejadian tersebut dan meminta kepada pihak aparat untuk menindak tegas gerakan provokatif yang muncul dari wilayah Papua. Pemerintah Sulsel memberikan bantuan sosial yang akan dipergunakan untuk membangun infrastruktur yang rusak bahkan terbakar," jelasnya.

"Sebanyak 560 ruko, 119 rumah kontrakan, 3 unit kantor pemerintahan (Bupati, Pertanahan, dan Perhubungan), sebanyak 31 orang meninggal, dan 59 orang mengalami luka-luka," sambungnya.

Dikatakan, bantuan ini merupakan komitmen Pemerintah Sulawesi Selatan untuk warganya yang berada di perantauan.

Dia berharap bantuan ini digunakan sebaik-baiknya dalam proses normalisasi Kabupaten Jayawijaya, khususnya di Wamena.

"Kami berharap, dengan adanya bantuan ini, dapat membantu masyarakat Sulawesi Selatan dan Pemerintah Jayawijaya," katanya.

Sudirman mengingatkan kepada seluruh masyarakat Sulawesi Selatan agar tetap tenang. Evakuasi awal diberlakukan untuk anak-anak dan ibu atau orangtua.

Sudah ada jaminan keamanan dari Polres dan Kodim sehingga warga di Wamena dapat bertahan.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/30/17532521/anak-korban-kerusuhan-wamena-dijamin-bisa-sekolah-di-makassar-tanpa-surat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke