Salin Artikel

Nasi Alo, Menu Akhir Bulan yang Melegenda di Kantin Balsem UI

Mulai dari Balsem (Balik Semak), Takor (Taman Korea) hingga Next Level Balsem.

Namun, siapa sangka di kantin ini terdapat satu menu yang tak pernah berubah dan tetap eksis di kalangan mahasiswa UI.

Menu itu adalah nasi alo, menu makanan melegenda akhir bulan.

Bukan tanpa alasan, menu tersebut telah ada sekitar tahun 1995 dan menjadi menu andalan mahasiswa lantaran harganya yang terbilang murah.

Menu nasi alo ini pun sangat sederhana. Nasi putih dengan telur orak-arik dicampur ayam bumbu tumis, bakso, kerupuk dan sambal. Paling enak disajikan dalam keadaan hangat.

Kendati dianggap kurang sehat karena tidak berisikan sayur, menu ini tak pernah sepi dari lidah penggemarnya.

Terutama bagi mahasiswa yang berkantong tipis dan yang telat mendapat kiriman uang dari orangtua.

Menyantap nasi alo pun bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menghemat pengeluaran.

"Iya nasi Alo itu murah, kalau lagi menipis (uang) kita beli karena lumayan murah," ucap Sophia.


Annisa (19) mahasiswi FISIP UI mengaku saat akhir bulan, nasi alo selalu menjadi favorit. 

"Kalau lagi ada duit ya beli yang mahal terutama favoritku ayam lodho. Itu ayam bakar ada kuahnya gitu harganya Rp 18.000. Kalau akhir bulan tetap nasi alo dong, apalagi kalau yang mau irit bisa tuh," ujar Annisa saat berbincang dengan Kompas.com di Kantin Balsem belum lama ini.

Meskipun harus bersaing dengan menu lain, nasi alo tetap tak dapat tergantikan.

Konon katanya, nama nasi alo berasal dari nama seorang mahasiswa yang mencoba bereksperimen menu makanan baru yang murah dan mengenyangkan.

Seorang penjual nasi Alo bernama Mang Andi (48) menceritakan, kala itu ada seorang mahasiswa bernama Alo yang kuliah di Fakultas Fisip Prodi Diploma III (D3).

Pada saat itu Kantin Balsem belum berbentuk bangunan seperti saat ini. Kantin ini lebih dikenal dengan tendanya yang berdiri di atas permukaan tanah di balik semak-semak.

Oleh sebab itu, tak sedikit dari mahasiswa sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mencoba-coba membuat menunya sendiri. Terbukti, yang berhasil membuat menu itu adalah alo.


Berkat idenya, olahan nasi alo telah banyak membantu mahasiswa agar bisa menyantap makan siang yang enak lagi mengenyangkan.

"Iya dia anak D3 Fisip. Awalnya si Alo itu yang buat jadi dulu pas zaman Balsem. Kantin ini enggak sebanyak ini pedagangnya dan menu-menunya sederhana enggak banyak. Mahasiswanya kreatif bikin menu sendiri bikin bahan," ujar dia.

"Kayak gini mang, jadi dia yang ngeracik kasih ide dan saya ikutin saja dia sebar ke teman temannya. Ini makan gue pada suka enggak, dan akhirnya dari mulut ke mulut lama-lama jadi dikenal disebutlah nasi alo," kata Andi.

Namun, seiring berjalannya waktu, kantin tersebut bertransformasi menyesuaikan kondisi zaman.

Bentuk transformasi itu pun sudah dapat dirasakan pedagang dan mahasiswa seperti adanya meja makan, kursi, piring yang lebih bersih dan higienis.

Ini menyebabkan harga nasi alo pun perlahan naik, tapi masih menyesuaikan isi kantong mahasiswa.


"Isi nasi alo ini telur kemudian diracik dicampur bakso ayam bumbu ditumis-tumis bikin panas tambah kerupuk dan sambal. Di makannya hangat-hangat biasanya begitu. Enggak cuma di kalangan anak Fisip, tapi di luar itu juga banyak mahasiswa yang suka ke sini. Seperti dari Fakultas Psikologi, hukum," ujar dia.

Saat ini harga nasi alo sudah naik menjadi Rp 13.000. Sedangkan untuk menu paket Rp 16.000.

Perlu diketahui, sejarah transformasi kantin Fisip UI ini sejak dari awal terbentuknya hingga sekarang selalu disesuaikan dengan kondisi pada masanya.

Sejauh ini kantin itu bisa disebut Balsem, Takor atau Takoru.

Agar tak penasaran ada baiknya datanglah sekali-kali dan rasakan kenikmatan makan di kantin ini.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/28/07000071/nasi-alo-menu-akhir-bulan-yang-melegenda-di-kantin-balsem-ui

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke