Salin Artikel

Demo Mahasiswa di 9 Daerah Ini Ricuh...

Para mahasiswa meminta Presiden Joko Widodo membatalkan Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (revisi UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Protes juga disuarakan terhadap RUU Pertanahan dan RUU Pemasyarakatan. Sejumlah RUU tersebut dianggap tak sesuai dengan amanat reformasi.

Gelombang demo juga digelar di beberapa wilayah di Indonesia.

Beberapa demo mahasiswa berakhir dengan ricuh. Petugas semprotkan water canon dan gas air mata.

Berikut demo mahasiswa di 9 daerah yang berakhir ricuh:

Ketiganya terluka saat melakukan demo dan aksi unjuk rasa hari ini terkait penolakan revisi dan rancangan undang-undang (RUU) di Kawasan Jalan Pom IX Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan.

Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Ni'matul Hakiki mengatakan bentrokan dipicu saat mobil komando mahasiswa hendak bergeser ke depan pagar halaman DPRD Provinsi Sumatera Selatan, namun di tolak polisi.

Bahkan, sopir mobil komando mengalami intimidasi.

"Mobil kami malah disuruh mundur, sehingga membuat massa marah. Sehingga terjadi bentrokan,"kata Ni'matul.

 

Beranjak siang, masiswa menyanyikan yel-yel revolusi dan berusaha menerobos kawat berduri di pintu masuk utama DPD.

Mahasiswa semakin beringas dan berusaha masuk ke halaman DPRD

Akhirnya aparat kepolisian melakukan tindakan tegas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata.

Para mahasiswa pun kocar-kacir meninggalkan lokasi demo.

"Seluruh aparat keamanan harap diam, harap menahan diri. Peserta aksi harap mundur, kami bertahan," kata Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai di halaman DPRD Kota Surakarta, Selasa.

"Yang terluka harap ke sumber suara untuk diberikan pengobatan," sambung dia.

 

Aksi lempar batu yang dibalas dengan tembakan gas air mata oleh polisi berlangsung sekitar satu jam.

Polisi perlahan-lahan memukul mundur mahasiswa.

"Bentrokan ini akibat ada sekelompok provokator yang melempar batu dan petasan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.

Selain dua mobil polisi yang rusak parah, pagar besi di depan gedung DPRD Sulawesi Selatan juga rusak saat dijebol mahasiswa.

 

Kericuhan terjadi setelah mahasiswa menurunkan bendera Merah Putih di depan gedung DPRD Kota Palopo.

Polisi dan mahasiswa saling serang di depan DPRD Palopo dan lapangan Pancasila.

Mahasiswa melempari petugas dengan batu sementara petugas menembakkan gas air mata.

Situasi menjadi tak terkendali.

Akibat insiden ini, beberapa mahasiswa diamankan petugas. Tidak hanya itu, satu unit motor milik polisi juga dibakar, sementara mobil patroli polisi dirusak massa.

Kapolres Palopo, AKBP Ardiansyah, meminta kepada mahasiswa untuk menahan diri.

"Unjuk rasa dibolehkan. Tapi, jangan merusak fasilitas umum,” kata Ardiansyah.

 

Sebanyak 92 mahasiswa mengalami luka-luka. Mereka yang terluka saat demo langsung dibawa ke Universitas Islam Bandung (Unisba).

Setelah itu, para mahasiswa tersebut dilarikan ke 4 rumah sakit.

“Mereka mendapat pertolongan pertama di Unisba kemudian dilarikan ke empat rumah sakit,” ujar Rektor Unisba Setiadi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (24/9/2019).

Sementara itu, Ketua Korps Sukarela (KSR) Unisba Faisal mengatakan, dalam merawat korban, pihaknya dibantu KSR Universitas Pasundan, PMI Kota Bandung, dan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung.

“Secara keseluruhan jumlah korban yang terdata ada 154 orang. Sebanyak 62 orang dapat kami tangani secara medis di Unisba. Tapi 92 orang mahasiswa yang mengalami luka cukup serius harus dilarikan ke rumah sakit terdekat,” ujar Faisal.

 

Kericuhan terjadi saat massa mahasiswa mendesak masuk ke halaman Gedung DPRD Kota Malang sekitar pukul 13.00 WIB.

Petugas keamanan menyemprotkan water canon untuk memecah kerumunan massa.

Sedangkan massa yang ada di luar pagar melemparkan botol dan batu ke arah petugas yang berjaga di dalam halaman gedung.

Sebelumnya, tiga perwakilan mahasiswa sudah beraudiensi dengan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika.

Setelah audiensi, Made didampingi sejumlah anggota DPRD Kota Malang datang menemui massa.

Setelah itu, sejumlah perwakilan massa masuk dalam gedung DPRD dan meminta supaya aksi massa diperbolehkan masuk ke halaman DPRD.

Namun, petugas tetap menutup pagar gedung DPRD sehingga terjadi saling dorong antara petugas dan massa.

 

Situasi mulai memanas saat mahasiswa berusaha menerobos masuk ke Kantor DPRD Jawa Tengah.

Selang beberapa menit massa menjebol pagar. Massa kemudian meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turun menemui massa.

Gedung DPRD Jateng dan kantor Ganjar berada dalam satu kompleks.

Ganjar pun akhirnya datang untuk menemui para mahasiswa.

Kedatangan Ganjar disambut tepuk tangan para peserta demo. Ia pun tidak segan untuk merengsek ke kerumunan mahasiswa dan menuju mobil orasi.

Ganjar meminta agar mahasiswa tetap menjaga kondusifitas dan tidak merusak fasilitas.

"Sejak beberapa hari ini saya mengikuti aksi ini, beberapa teman aktivis juga meminta izin untuk menggelar aksi. Saya persilakan, bahkan sebenarnya saya sudah menyiapkan tempat sejak kemarin untuk menerima kawan-kawan yang akan menyampaikan tuntutan," ucap Ganjar.

 

Mereka memaksakan diri untuk masuk ke dalam rumah dinas Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, karena mereka tidak kunjung ditemui.

Mahasiswa ingin berdialog langsung dengan bupati, terkait dengan Hari Tani Nasional Termasuk mempertanyakan harga tembakau dan garam petani tidak kunjung membaik

Awalnya, mahasiswa berencana menerobos barikade polisi di sebelah timur pintu masuk rumah dinas bupati. Namun upaya tersebut gagal.

Setelah gagal masuk ke dalam rumah dinas bupati, ratusan mahasiswa menyerbu masuk ke kantor bupati yang berada di seberang jalan.

Mahasiswa leluasa masuk setelah berhasil menerjang pagar yang tidak dijaga oleh polisi.

Di halaman kantor bupati, mahasiswa bentrok dengan polisi yang datang dadakan mengendarai motor.

Keributan terjadi di halaman kantor bupati.

Dua orang mahasiswa luka setelah terkena pukulan polisi. Satu mahasiswa nyaris terlindas motor polisi, namun berhasil menghindar.

 

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019) malam.

"Sudah diamankan 318 mahasiswa diduga ikut melaksanakan tindakan anarkistis maupun terlibat dalam kegiatan demo yang spontanitas tersebut," ujar Dedi.

Ia menuturkan, para mahasiswa tersebut tengah dimintai keterangan.

Polisi, kata Dedi, sedang memilah-milah peran mereka yang diamankan.

"Sekarang sedang dipilah-pilah siapa terlibat penganiayaan, kemudian siapa yang terlibat provokasi, siapa yang ikut-ikutan saja. Malam ini juga dimintai keterangan," tuturnya.

Saat ini, Dedi mengatakan bahwa situasi di daerah tersebut sudah kondusif.

Polri juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi berita bohong atau hoaks hingga bertindak anarkistis.

SUMBER: KOMPAS.com (Aji YK Putra, Labib Zamani, Himawan, Amran Amir, Reni Susanti, Andi Hartik, Riska Farasonalia, Taufiqurrahman, Devina Halim)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/24/17470011/demo-mahasiswa-di-9-daerah-ini-ricuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke