Salin Artikel

Cerita Guru SLB Mendirikan Rumah Baca Cengka Ciko di Pedalaman Manggarai Timur

Cengka Ciko merupakan bahasa lokal di wilayah Manggarai Raya. Cengka yang berarti membuka, menyibak dan ciko berarti pinggiran, pelosok, terisolasi.

Jadi, Cengka Ciko dapat terjemahkan sebagai membuka isolasi dari berbagai aspek kehidupan.

Taman baca ini diinisiasi oleh seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Murni Ruteng, Kabupaten Manggarai Romanus Rudianto Pantur.

Tekadnya sangat sederhana, agar anak-anak yang mengenyam pendidikan di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Desa Rondo Woing, mampu bersaing dengan anak-anak lain di seluruh desa di wilayah Kabupaten Manggarai Timur.

Pantur mengatakan, salah satu caranya adalah dengan melatih anak-anak memiliki minat membaca dan menulis, serta mengenal berbagai perkembangan dunia melalui ilmu pengetahuan.

“Saya bolak balik Ruteng-Pupung dengan jarak tempuh ratusan kilometer dengan sepeda motor, untuk mendirikan Cengka Ciko. Niat saya ingin membantu anak-anak sekolah di pedalaman itu untuk giat membaca dan menulis," ujar Pantur kepada Kompas.com, Selasa, (10/9/2019).

Pantur menjelaskan, rumah baca yang berdiri sejak 2017 ini lahir dari keprihatiannya bagi anak-anak sekolah yang minim membaca buku, karena kekurangan fasilitas, sarana dan prasarana.

Rumah Baca Cengka Ciko hanya beratap ijuk dari pohon Enau.

Dinding rumah baca hanya dibuat dari bambu yang dibangun secara sederhana.

Selain itu, lantainya masih beralaskan tanah. Belum ada kursi untuk anak-anak duduk saat membaca.

Saat ini, anak-anak hanya duduk di papan panjang yang berada di depan rak-rak buku.

Pantur yang disering disapa Yanto oleh keluarganya tersebut menjelaskan bahwa bahasa-bahasa lokal adalah salah satu yang menginspirasinya membuat rumah baca.

Menurut Pantur, bahasa lokal memiliki kekuatan untuk menginspirasi generasi muda dan penggiat literasi untuk membangun bangsa mulai dari perkampungan yang berada pedalaman.

“Ada goet-goet (tutur lisan  lokal) yang mirip dengan bahasa sastra yang mengandung arti untuk memotivasi orang-orang Manggarai. Itu dilakukan orangtua untuk memberikan dorongan kepada anak-anak, untuk berbuat sesuatu yang dimulai dari kampung menuju ke perkotaan,"kata Pantur.

Pantur sendiri memiliki pengalaman masa kecil yang membuatnya semakin mantap mendirikan rumah baca.

Saat mengingat sewaktu duduk di sekolah dasar, Pantur merasakan terbatasnya literasi yang disediakan sekolah di Kampung Pupung.

Saat ini, ia mengambil inisiatif untuk menyediakan buku-buku atau majalah-majalah bekas yang layak dipakai untuk dipajang di taman baca.

Pater Anselmu, salah satu missionaris di Kampung Pupung, memuji apa yang dilakukan Pantur terhadap taman baca tersebut.

Ia menilai, inisiatif Pantur tersebut adalah sebuah dedikasi untuk kemajuan daerahnya.

Pater Anselmu berharap taman baca Cengka Ciko mendapat dukungan dari masyarakat. Ia berharap taman baca tersebut dapat lebih baik dalam meyediakan sarana baca bagi anak-anak di pedalaman.

"Saya mengajak rekan-rekan sahabat di media sosial yang tergerak hatinya untuk menyumbang buku-buku bekas. Kami anak-anak Pupung yang bermukim di Kota Ruteng siap menerima dan menyalurkannya ke Rumah Baca Cengka Ciko, pada Oktober mendatang,” kata Pater Anselmu.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/11/11564691/cerita-guru-slb-mendirikan-rumah-baca-cengka-ciko-di-pedalaman-manggarai

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke