Salin Artikel

Pelindo III Akui Babat Mangrove di Reklamasi Pelabuhan Benoa

DENPASAR, KOMPAS.com - Pelindo III mengakui melakukan penebangan pohon mangrove di Pelabuhan Benoa.

Hal ini disampaikan Staf Humas Regional Bali Nusra Pelindo III Mareta Mulia Admaja pada Rabu (11/9/2019).

Pernyataan ini disampaikan berkaitan dengan pemberitaan Kompas.com berjudul "Soal Reklamasi Benoa, Menteri BUMN Sebut Sudah Dibicakan dengan Gubernur Bali" pada Selasa (10/9/2019).

Dalam berita tersebut diuraikan pantauan Kompas.com di lokasi reklamasi, di mana sejumlah alat berat terlihat sibuk mengeruk lahan yang direklamasi.

Beberapa truk juga terlihat mondar mandir mengangkut tanah. Tak jauh dari alat berat, terlihat pohon mangrove mati kekeringan.

Bahkan, ada juga yang terlihat bekas ditebang. Bakau kering ini lalu ditimbun menggunakan tanah.

Mareta mengatakan, proses pemadatan di lokasi reklamasi memang masih dilakukan. Reklamasi sesungguhnya sudah rampung, tapi tidak bisa selesai begitu saja.

"Tidak bisa selesai begitu saja, harus dirapikan," kata Mareta.

Pihaknya mengakui melakukan penebangan pohon mangrove dan melakukan pengurukan seluas 1 hektare di lokasi yang terletak di depan Restoran Akame.

"Beberapa pohon (mangrove) memang ditebang Pelindo, itu sudah mendapat rekomendasi pusat penelitian dan pengembangan hutan di Bogor," kata Mareta.

Dia menyebut, pembabatan pohon dan pengurukan lahan 1 hektare tersebut diperuntukan untuk membangun pura sebagai sarana Melasti umat Hindu.

Khusus proyek pengurukan lahan dan pembangunan pura, diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 8 miliar.

"Di atas lahan tersebut akan dibangun pura sebagai sarana Melasti. Nilai proyek sekitar Rp 8 miliar," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/11/11274031/pelindo-iii-akui-babat-mangrove-di-reklamasi-pelabuhan-benoa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke