Salin Artikel

Kesaksian Guru SMK yang 6 Tahun Pakai Mobil Pikap Esemka Bima

Bahkan, mobil pikap Esemka Bima putih yang sudah dia gunakan selama 6 tahun untuk keperluan sehari-hari, sampai sekarang masih dalam kondisi baik.

"Kondisi mobil saat ini masih layak pakai. Walaupun itu (speedometer-nya) sudah sekitar 300.000 kilometer," ungkap Dwi saat ditemui di SMKN 2 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019).

Dwi menyampaikan, mobil pikap Esemka Bima miliknya merupakan produk pertama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), sebelum diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mobil tersebut dirakit oleh dirinya bersama 10 siswa di SMKN 2 Surakarta pada 2012.

Proses perakitan mobil menghabiskan biaya produksi sekitar Rp 50 juta.

"Mobil saya yang Esemka Bima ini 1.100 cc tahun 2012. Kemudian teruji dan terdokumentasi keluar BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) tahun 2013," ujar warga Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah tersebut.

Dwi sudah membawa mobil Esemka Bima berjelajah ke berbagai daerah di Indonesia.

Ke daerah timur, misalnya Malang, dan Banyuwangi. Kemudian daerah barat seperti Serang, Banten.

Dwi mengaku belum menemukan kendala apapun terhadap mobilnya.

Baik dari faktor mesin, suspensi, dan lain-lain, semua dalam kondisi prima.

"Sampai sekarang masih layak pakai. Masih nyaman. Tidak ada gangguan apa-apa. Paling hanya ganti ban," ujar Dwi.

Di samping berjelajah ke berbagai daerah, Dwi yang juga inisiator Esemka juga pernah menguji mobil Esemka Bima dengan beban muatan barang seberat 750 kilogram hingga 1 ton.

"Saya coba untuk membawa pupuk kompos dari Tasikmadu, Karanganyar ke Selo, Boyolali kuat dengan beban 450 sampai 500 kilogram," tandasnya.

Untuk menjaga kondisi tetap baik, Dwi selalu mempercayakan perawatan mobil pikap Esemka Bima miliknya kepada para siswa SMKN 2 Surakarta.

"Perawatan sebetulnya standar, sama dengan mobil-mobil yang lain. Jadi tidak ada yang istimewa," kata Dwi.

Dwi mengakui kualitas produksi mobil pikap Esemka Bima sekarang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

Sebab, kualitas kontrol material suku cadang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri jauh lebih baik.

"Proses perakitan mobil dilakukan oleh tenaga-tenaga terlatih," kata Dwi.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/10/17213611/kesaksian-guru-smk-yang-6-tahun-pakai-mobil-pikap-esemka-bima

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke