Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Alasan Oknum Polisi Beri Miras kepada Mahasiswa Papua | 4 Kerangka Manusia Ditemukan di Kebun

Dua dus berwarna coklat yang berisi minuman keras merek Topi Koboi berkadar alkohol 19 persen diantar langsung ke asrama mahasiswa Papua di Bandung.

Berita tersebut memdapat perhatian banyak para pembaca.

Sementara itu di Banyumas, empat kerangka manusia ditemukan di kebum milik Mesem, warga di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kerangka empat manusia tersebut diduga masih satu keluarga.

Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

Dua dus tersebut diantar langsung oleh tiga oknum polisi ke asrama mahasiswa Papua di abndung, Kamis (22/8/2019).

Salah satu oknum polisi yang mengantar adalah Kompol Sarce Christiaty Leo Dima yang menjabat sebagai Kapolsek Sukajadi.

Kompol Sarce Christiaty tidak sendiri. Dia ditemani oleh oleh pria yang menggunakan pakaiaan sipil.

Miles, salah satu mahasiswa yang saat itu ada di asrama mengatakan Kompol Sarce Christiaty sempat berpesan agar tidak memberi tahu siapapun terkait pemberian miras tersebut.

"Jam 13.22 WIB datang ibu Christi dan ada (rekannya) yang mengenakan pakian biasa mungkin anak buahnya. Mereka bawa miras dua karton ke asrama laki-laki di taruh ke dalam. Bu Christi bilang ini kalian punya minum untuk malam, jangan kasih tahu siapa pun," ujar Miles.

 

"Bahwasanya saudari ada kesamaan, orang perantauan, hubungan emosional sudah dibangun sejak saudari Sarce dinas di Jabar. Namun, dalam hal ini sifatnya pribadi yang bersangkutan kepada warga Papua," ujar Truno, di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jumat (23/8/2019).

Kompol Sarce Christiaty saat ini telah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kapolsek Sukajadi dan sedang diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Barat.

Sementara itu anggota Kompolnas Bekto Suprapto mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan polisi tersebut, pemberian miras sudah biasa dilakukan. Namun Bekto menilai momen pemberian miras kali ini tidak tepat.

"Meskipun dia sebelumnya biasa melakukan, sekarang sedang sensitif. Yang menerima pun seandainya biasa menerima, kali ini marah. Kok kamu kasih saya?" ujar Bekto.

Ia juga menilai seorang polisi tidak patut memberikan miras kepada masyarakat umum, karena miras dapat memicu berbagai bentuk kejahatan.

 

Tangkapan layar itu diunggah di akun tersebut bertuliskan, "Rusbiyanto Uns: tolong yang namanya Dimas, mahasiswa FISIP UNS segera konsul ke saya. Semester depan bapak sudah pensiun. Saya dapat info dari temen kosnya kalau Dimas sering streaming Dota 2.

Saat dikofirmasi Kompas.com, Rusbiyanti mengaku dirinya adalah staf akademik di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Rusbiyanto bercerita kejadian tersebut berawal saat ponselnya digunakan anaknya, Dian Arif untuk melihat streaming Dota 2.

Namun, anaknya lupa menutup akun milik ayahnya.

Hal senada juga dijelaskan oleh Dian. Dia mengaku bahwa dirinya yang menulis komentar tersebut di kolom komentar menggunakan ponsel ayahnya.

 

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Letkol Arm Imam Hariyadi mengatakan, lima anggotanya yang dijatuhi skorsing, salah satunya adalah Danramil 0831/02 Tambaksari Mayor Inf N.H Irianto.

"Skorsing itu namanya pemberhentian sementara, sifatnya temporer. Walaupun sebenarnya itu merupakan sanksi juga ya, jadi hak-hak dia dikurangi juga," kata Imam kepada Kompas.com, Minggu (25/8/2019) malam.

Menurut dia, skrosing itu diberikan untuk memudahkan Pomdam V/Brawijaya dalam melakukan penyidikan.

Ia menjelaskan, penyidikan yang dilakukan Pomdam V/Brawijaya terus berjalan.

Selain itu, Pomdam juga melengkapi berkas-beekas perkara sehingga kasus tersebut bisa segera dibawa ke persidangan.

 

Mereka adalah kakak beradik Ratno, Yono (50), Heri (40) dan Pipin, anak dari Ratno. Mereka diketahui telah "menghilang" dari rumah orangtuanya, Misem sejak empat atau lima tahun yang lalu.

Marhadi (34), warga setempat mengatakan, selama ini warga mengetahui keempat orang tersebut merantau ke luar kota. Namun hingga kini mereka tidak pernah kembali ke rumah.

"Keempat orang itu kata keluarganya merantau ke luar kota sejak sekitar lima tahun yang lalu. Warga tahunya mereka merantau," kata Marhadi di sekitar lokasi kejadian, Minggu (25/8/2019).

Menurut Marhadi, keluarga tersebut cenderung tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Sehingga warga tidak mengetahui secara pasti kehidupan mereka.

SUMBER: KOMPAS.com (Rachmawati, Ghinan Salman, Fadlan Mukhtar Zain)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/26/05470041/-populer-nusantara-alasan-oknum-polisi-beri-miras-kepada-mahasiswa-papua-4

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke