Salin Artikel

Kisah Sri Slamet, Lansia yang Pilih Berjualan Bensin Eceran daripada Melamun di Rumah

Warga Kepatihan Wetan, RT 009/ RW 001, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, setiap hari berjualan bensin eceran di pinggiran jalan tak jauh dari rumahnya.

Perempuan 79 tahun ini beralasan kalau tidak bekerja, di rumah sering melamun. Sri Slamet lebih senang bekerja ketimbang berdiam diri di rumah.

"Daripada di rumah melamun, nganggur. Lebih baik kerja. Saya jualan bensin eceran di pinggir jalan," katanya kepada Kompas.com sesuai mengikuti kegiatan lansia di Solo, Jawa Tengah, Rabu (21/8/2019).

Nenek Slamet, begitu panggilannya, mengaku sudah lama berjualan bensin eceran di pinggir jalan.

Dia mengatakan tetap bekerja di usianya yang tak muda lagi bukan semata-mata untuk meteriil. Dia hanya ingin ada kegiatan di usia tuanya.

Setiap hari Nenek Slamet bisa menjual hingga 40 botol bensin. Satu botol bensin dijual dengan harga Rp 9.000.

Dalam sehari pendapatan yang dia terima dari berjualan bensin eceran itu sebesar Rp 360.000. Nenek Slamet berjualan bensin dari pukul 05.00 hingga pukul 15.00 WIB.

"Kalau ada kegiatan (lansia) saya libur dulu tidak jualan. Warungnya saya tutup," kata dia.

Nenek Slamet ikut kegiatan lansia sejak tahun 2010 sampai sekarang. Dia ikut kelompok lansia Laras Mandiri Kepatihan Wetan yang diketuai oleh Sugito (65).

"Saya ikut lansianan ini awalnya diajakin tetangga. Saya ikut itu tahun 2010. Di sini banyak kegiatannya. Ada pengobatan gratis, olahraga senam, penyuluhan lansia dan lain-lain," ucap dia.

Setahun sekali Nenek Slamet mengatakan diajak oleh kelompok lansia yang diikutinya jalan-jalan ke tempat wisata. Dia merasa senang dengan kegiatan itu.

"Namanya orangtua saya ya senang diajak jalan-jalan atau piknik," tuturnya.

Ketua Kelompok Lansia Laras Mandiri Sugito menambahkan, kelompok lansia yang dipimpinnya itu dibentuk tahun 2010. Awal pertama berdiri semua kegiatan didanai secara mandiri dan belum ada bantuan pemerintah.

Seiring dengan berjalannya waktu pemerintah kemudian memberikan bantuan dana untuk kegiatan di kelompok lansia mandiri. Bantuan itu mereka gunakan untuk operasional.

"Setelah empat tahun berjalan baru mendapat bantuan pemerintah. Setahunnya Rp 4,5 juta," terang dia.

Kelompok lansia Laras Mandiri memiliki anggota aktif sebanyak 50 orang. Usia mereka rata-rata antara 55 hingga 79 tahun. Berbagai kegiatan diberikan untuk memberikan semangat hidup bagi para anggota lansia.

Kegiatan itu meliputi pengobatan gratis berupa cek kesehatan, penyuluhan, peningkatan gizi hingga olahraga senam supaya para lansia tetap hidup sehat.

"Anggota yang aktif kita perhatikan. Misalnya, ada anggota yang sudah 2 kali tidak ikut kegiatan didatangi rumahnya. Kalau sakit kita berikan bantuan," ungkapnya.

Dia menilai kelompok lansia di Solo selalu menjadi rujukan daerah lain di Indonesia. Mereka ingin belajar tentang cara pengelolaan dan penanganan terhadap lansia.

"Di Solo itu lansia yang paling mandiri di Indonesia. Bahkan, daerah lain datang ke Solo ingin mengetahui bagaimana lansia di Solo," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/22/08471021/kisah-sri-slamet-lansia-yang-pilih-berjualan-bensin-eceran-daripada-melamun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke