Salin Artikel

Mengintip Kehidupan Sederhana Istri Gubernur Pertama Sulut, Andalkan Uang Pensiun Suami

Saat memasuki pekarangan rumah, terlihat juga kolam air tawar lengkap dengan tanaman air dan ikan-ikan berenang di dalamnya.

Suara anjing menggonggong terdengar dari dalam rumah permanen bercat putih. Tak lama pintu pun dibuka. Terlihat Ibu Zus, panggilan akrabnya, menyambut Kompas.com dengan hangat.

Senyuman Ibu Zus menjadi sambutan luar biasa. Ia pun mempersilakan untuk masuk.

Zus langsung mengarahkan ke rumah panggung yang biasa menjadi tempat keluarga ketika menerima tamu.

Saling berjabat tangan menjadi awal pembuka ngobrol dengan Zus.

Saat itu, Zus mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang berwarna hitam. Lengkap dengan scarf dan kacamata.

Pernah menjadi first lady Provinsi Sulawesi Utara tak membuat Zus menikmati kemewahan di masa senjanya.


Kini, Zus menjalani keseharian dengan uang pensiun suaminya sebesar Rp 810.000 per bulannya.

Ia juga mendapat uang pensiun suami sebagai pegawai negeri golongan IV sebesar Rp 1,7 juta per bulannya.

“Jadi setiap bulan saya mendapatkan Rp 2,5 juta dari pensiun suami saya,” ujarnya saat berbicang dengan Kompas.com di rumahnya di Jalan Maria Walanda Maramis, Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Senin (19/8/2019).

Soal uang pensiun suaminya sebagai mantan gubernur Sulut, Zus mengaku digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia juga sering mendapatkan undangan acara-acara pemerintah sebagai istri mantan orang nomor satu di Sulut.

“Kalau dulu kami difasilitasi menghadiri acara-acara pemerintah. Seperti Hari Kemerdekaan 17 Agustus atau ulang tahun Sulawesi Utara,” ujar Zus.

Hari ulang tahun Sulut yang jatuh pada 23 September merupakan hari pelantikan suaminya sebagai gubernur di tahun 1964.


Zus dikenal sebagai sosok yang ringan tangan dan tak mau menyusahkan orang lain.

Ia diketahui menggunakan uang hasil ganti rugi lahan pembangunan Bendungan Kuil, Minahasa Utara untuk keluarga mantan pekerja di rumah orangtuanya.

“Itu kan lahan warisan orangtua saya. Saya teringat dengan pekerja-pekerja papa saya di Palu, Sulawesi Tengah. Saat saya ulang tahun ke-80 sebagai kado. Saya minta kepada anak-anak saya untuk mengantarkan saya ke Palu berjumpa dengan keluarga para pekerja papa saya. Jumlahnya sekitar 30 orang, saya ajak makan dan bercerita tetang masa-masa dulu,” tutur ibu dari Yahya dan Taufik Tumbelaka itu.

Untuk mengisi waktu, wanita yang tetap terlihat cantik dan modis di usia 81 tahun itu tetap aktif bersosialisasi bersama teman-teman lansia di lingkungan tempat ia tinggal.

Sebagai istri mantan gubernur, Zus juga sarat kegiatan sosial. Untunglah

“Meski tidak masuk dalam kepengurusan lansia, saya sering berkumpul bersama teman-teman. Itu yang menjadi kegiatan saya sekarang ini,” ungkapnya s

Pendidikan

Zus juga bertutur soal pendidikan yang menjadi hal penting dalam keluarganya.

Ia masih ingat, teman-teman perempuannya harus menikah di usia muda. Sementara ia diminta ayahnya untuk meraih pendidikan yang tinggi. Zus kuliah jurusan Ekonomi.

"Hanya meraih gelar BA (Banchelor of Art, gelar sarjana muda saat itu) dan kemudian dilamar papa anak-anak. Ayah saya kaget karena saya diminta harus kuliah yang lebih tinggi lagi,” ceritanya.

Harapan

Banyak harapan ia sampaikan ke pemerintah dalam mengurus para lansia. Mengingat saat ini, kata Zus, para lansia baru didekati saat ada momen pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Di sini ada dua jenis perkumpulan lansia, ada yang gereja ada yang pemerintah. Saat pemilu lalu, kami banyak acara, undangan dari caleg ini dan itu. Kami diberi bantuan, tapi hanya saat pemilu atau ada pemilihan kepala daerah,” ujar Zus.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/21/07150001/mengintip-kehidupan-sederhana-istri-gubernur-pertama-sulut-andalkan-uang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke