PURWOKERTO, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan aktivitas Gunung Slamet pada level II (waspada) sejak Jum'at (9/8/2019) pagi hingga Selasa (13/8/2019) pagi ini.
Lantas bagaimana kesiapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, dalam menghadapi ancaman bencana akibat erupsi Gunung Slamet?
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah rambu jalur evakuasi di beberapa titik terlihat rusak. Bahkan tiang penyangga papan rambu evakuasi di jalur Baturraden Timur, telah roboh.
Selain itu, ditemukan beberapa papan rambu jalur evakuasi yang sebagian tulisannya telah hilang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Ariono mengatakan, banyak rambu-rambu jalur evakuasi yang telah hilang karena ulah orang tidak bertanggung jawab.
"Rambu jalur evakuasi sudah dibuat dulu waktu erupsi tahun berapa itu. Cuma memang (saat ini) banyak rambu yang hilang," kata Ariono saat dihubungi Selasa.
Ariono mengatakan akan segera mengganti rambu jalur evakuasi yang rusak dan hilang. Pemasangan menunggu anggaran APBD Perubahan disahkan.
"Saat seperti ini rambu jalur evakuasi sangat penting, terutama pada malam hari. Nanti kalau sudah diganti kami harap masyarakat ikut mengamankan," kata Ariono.
Beberapa tahun lalu, pemkab telah memasang ratusan rambu jalur evakuasi. Rambu-rambu tersebut dipasang di tiga wilayah kecamatan terdekat dengan lereng Gunung Slamet, yaitu Sumbang, Baturraden dan Kedungbanteng.
Selain wilayah Kabupaten Banyumas, kabupaten lain yang berpotensi terdampak bencana Gunung Slamet adalah Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes.
https://regional.kompas.com/read/2019/08/13/11072141/status-gunung-slamet-waspada-sejumlah-rambu-jalur-evakuasi-malah-rusak-dan