Salin Artikel

5 Fakta Penampakan Waduk Jatigede Saat Kemarau, Sudah 2 Bulan Surut hingga Jadi Lokasi Wisata Baru

KOMPAS.com - Debit air di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, surut drastis. Kondisi ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Penyebabnya, debit air dari aliran Sungai Cimanuk.

Surutnya Waduk Jatigede membuat jalan provinsi, pemukiman warga hingga tempat pemakaman umum di sejumlah wilayah desa eks genangan di Kecamatan Darmaraja dan Kecamatan Wado, yang sebelumnya terendam kembali muncul ke permukaan.

Fenomena itu menjadi daya tarik warga. Mereka pun berkunjung ke Waduk Jatigede itu hanya untuk melihat bekas permukiman.

Bahkan, ada pula warga yang membuka warung kopi di daerah itu setelah melihat antusias penggunjung yang begitu besar ke Waduk Jatigede.

Berikut fakta penampakan waduk Jatigede Sumedang:

Salah seorang petani asal Desa Nanggerang, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang Sugita Praja (80) mengatakan, dalam 1x24 jam, ketinggian air waduk surut 50 sentimeter hingga 1 meter.

"Sudah dua bulan surut. Tiap hari terus surut. Tahun ini kalau dilihat lebih parah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/8/2019).

2. Ramai pengunjung saat air surut

Pemilik salah satu warung, Wati (40) mengaku, di saat Waduk Jatigede surut seperti saat ini, lebih banyak pengunjung datang.

Jika dibandingkan saat air waduk penuh, jumlah pengunjung naik dua kali lipat.

"Ramai saat surut seperti sekarang. Apalagi Sabtu, Minggu sama hari libur. Di sini penuh. Beda waktu airnya penuh masih sedikit yang datang," tuturnya di warungnya di eks Desa Cibungur, Kecamatan Darmaraja.

Saat surut seperti sekarang, kata Wati, warga sekitar mendirikan warung sementara ini mendekati puing bangunan atau mendekati pesisir.

"Kalau air penuh warung ini juga terendam. Kami jualan pindah lagi ke atas, ke pesisir batas waduk penuh," sebutnya.

Sementara itu, Cecep (38) warga asal Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya mengaku sengaja datang untuk liburan ke Waduk Jatigede.

Sayang, kata Cecep, di sekitar Waduk Jatigede belum terdapat hotel atau penginapan sehingga saat berlibur hanya bisa melakukan perjalanan pulang, pergi Tasik-Sumedang.

Cecep mengaku datang bersama keluarganya karena penasaran. Sehingga datang ke Waduk Jatigede karena ingin melihat penampakan bangunan-bangunan bermunculan di wilayah genangan Waduk Jatigede.

"Iya katanya hotel ada di kota, jarak dari sini (Waduk Jatigede) sekitar 25 kilometer. Cukup jauh, jadi harus pulang pergi," katanya.

Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, merupakan waduk buatan dengan mengaliri air dari Sungai Cimanuk.

Ketika musim kemarau dan air menyusut hingga 20 meter kubik per detik, puiang-puing bekas permukiman pun tampak mirip kota yang hilang.

Beberapa bekas tanda kehidupan di bawah waduk Jatigede itu di antaranya bekas rumah-rumah warga, pemakaman umum hingga jalan provinsi. Puing-puing itu berada di desa eks genangan di Kecamatan Darmaraja dan Wado.

Sumber: KOMPAS.com (Aam Aminullah, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/12/08430351/5-fakta-penampakan-waduk-jatigede-saat-kemarau-sudah-2-bulan-surut-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke