Salin Artikel

8 Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau dalam Sepekan

PEKANBARU, KOMPAS.com - Bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Riau masih belum teratasi. Tim Satgas Karhutla juga terus berjibaku memadamkan titik api, baik melalui darat maupun udara.

Inilah delapan fakta bencana karhutla di Riau dalam sepekan yang dirangkum Kompas.com, Minggu (11/8/2019).

1. Polisi tidur di hutan

Puluhan personel Polres Pelalawan rela menginap di hutan demi memadamkan api karhutla di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Pelalawan.

Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi Irwan mengatakan, dengan bermalam di dekat lokasi kebakaran, upaya pemadaman lebih efektif. Selain itu, jarak tempuh ke lokasi juga jauh.

"Lokasi (titik api) jauh dijangkau, makanya kita menginap. Dari polres 4 sampai 5 jam melalui jalan tanah. Apalagi, terkadang api yang sudah kita padamkan bisa naik kembali (karena) ditiup angin," ucap Kaswandi pada Kompas.com, Kamis (8/8/2019).

Dia menyebutkan, personel kepolisian diterjunkan sebanyak 61 orang untuk pemadaman api di kawasan hutan TNTN.

Selain kepolisian, juga ada petugas gabungan lainnya. Mereka bahu membahu memadamkan api.

"Dari TNI, petugas Balai TNTN, dan pemerintah kecamatan. Kami semuanya menginap di sini (hutan TNTN)," sebut Kaswandi.

Luas kawasan TNTN yang terbakar lebih kurang 20 hektar. Namun, Kaswandi mengaku pemadaman cukup banyak kendala, salah satunya air untuk pemadaman sulit didapat di lokasi.

2. Luas kebakaran terus bertambah

Luas kebakaran hutan dan lahan di Riau terus bertambah. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau pada Sabtu (10/8/2019) kemarin, luas lahan yang terbakar di Riau sudah mencapai 4.924,62 hektar.

Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, kebakaran meluas di beberapa wilayah.

"Bertambah (luas) di Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Pelalawan, Dumai, dan Indragiri Hilir. Tapi bertambahnya tidak terlalu signifikan. Ada yang dua hektar, lima hektar hingga ada yang 20 hektar," sebut Edwar.

Berikut rekapitulasi luas karhutla di Riau.

1. Bengkalis 1.542.08 Ha
2. Rohul 8.25 Ha
3.Rohil  1.018.45 Ha
4. Dumai  310.75 Ha
5. Meranti 252.7 Ha
6. Siak 671.9 Ha
7. Pekanbaru 93.23 Ha
8. Kampar 138.28 Ha
9. Pelalawan 206 Ha
10. Inhu 114 Ha
11. Inhil 563.85 Ha
12. Kuansing 5.1 Ha

3. Kebakaran sulit diatasi

Kebakaran hutan dan lahan saat ini terjadi di wilayah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Siak, Pelalawan, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hilir Bengkalis dan Dumai.

Lokasi kebakaran kebanyakan di lahan gambut, sehingga pemadaman sulit dilakukan.
Selain minimnya sumber air, akses untuk menjangkau titik api juga sulit dilalui. Kemudian cuaca panas, serta kabut asap pekat di lokasi.

Upaya pemadaman dilakukan tim gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, MPA dan turut dibantu beberapa perusahaan swasta.
Titik api yang tidak bisa dijangkau, petugas melakukan pemadaman dengan heli water bombing.

"Kita helikopter water bombing BNPB ada tujuh unit yang beroperasi pemadaman karhutla di Riau," sebut Kepala Kedaruratan BPBD Riau Jim Gafur pada Kompas.com, Jumat (9/9/2019).

4. Warga diimbau berdoa minta hujan

Karhutla di Kabupaten Siak cukup parah sejak musim kemarau. Titik api paling banyak tersebar di Kecamatan Dayun.

Upaya pemadaman dilakukan petugas gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, masyarakat peduli api (MPA) dan pemerintah setempat.

Melihat titik api yang tak kunjung padam, Sekretaris Kecamatan Dayun, Rizannaky Kadri mengimbau warganya untuk menggelar doa bersama guna meminta kepada Tuhan YME agar diturunkan hujan.

"Perlu diketahui bahwa di Desa Dayun ini sejak Lebaran Idul Fitri (2019) kemarin belum ada hujan sampai sekarang. Jadi kami imbau warga setiap salat berdoa minta hujan. Bagi agama lain kami juga mengajak berdoa minta hujan," ujar Rizannaky pada Kompas.com, Senin (5/8/2019).

5. Warga Dikepung Asap

Dampak dari karhutla, mengakibatkan beberapa permukiman warga wilayah di Riau diselimuti kabut asap. Contohnya Kota Pekanbaru, sudah lebih dari sepekan warga menghirup asap.
Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Minggu (11/8/2019) pagi, tiga wilayah masih diselimuti kabut asap.

Seperti di Pekanbaru, jarak pandang hanya 2 kilometer, Kota Dumai jarak pandang 2 kilometer dan Pelalawan dengan jarak pandang 3 kilometer.

Kabut asap lebih pekat dipagi dan sore hari. Kondisi ini sudah berdampak terhadap kesehatan masyarakat, karena udara berada di level tidak sehat.

6. Gubernur Riau kena ISPA

Dampak kabut asap karhutla sudah dirasakan oleh masyarakat. Dampak yang dirasakan seperti, sesak nafas, pilek, batuk dan yang paling banyak warga terserang Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Bahkan, Gubernur Riau Syamsuar juga mengaku terkena ISPA.

"Iya (kena ISPA)," akui Syamsuar melalui pesan tertulis pada Kompas.com, Senin (5/8/2019) lalu.

Meski sudah merasakan dampaknya, Komandan Satgas Karhutla Riau ini, pekan lalu sempat menyebut kabut asap belum mengkhawatirkan.

Dia mengatakan, data awal pekan bulan Agustus 2019, jumlah penderita ISPA di Riau mencapai 1.760 orang.

7. Warga pakai masker saat salat Idul Adha

Sejumlah warga terpaksa mengenakan masker saat melaksanakan salat Hari Raya Idul Adha karena kabut asap cukup pekat.

Warga mengenakan masker saat salat Idul Adha di halaman Museum Sang Nila Utama di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau, Minggu (11/8/2019).

Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak memakai masker untuk mengantisipasi dampak buruk kabut asap. Apalagi udara di Pekanbaru berada di level tidak sehat.

Salah satu warga, Yuki, mengatakan bahwa kabut asap cukup pekat di Pekanbaru. Sehingga dia memakai masker saat salat hari raya kurban ini.

"Ya, memang pagi ini kabut asap pekat, yang menyelimuti kami sedang salat Idul Adha. Anak-anak saya pakaikan masker juga, karena khawatir terdampak penyakit," kata Yuki pada Kompas.com, Minggu.

Meski banyak asap, tambah dia, pelaksanaan salat Idul Adha di halaman Museum Sang Nila Utama berjalan dengan lancar.

"Alhamdulillah, kami tetap salat dengan khusyuk. Saya berharap kebakaran hutan dan lahan segera padam, supaya tidak ada lagi asap," harap Yuki.

8. 28 tersangka

Aparat kepolisian telah menetapkan 28 tersangka kasus karhutla. Ada tersangka perorangan hingga korporasi atau perusahaan.

"Saat ini kita sudah menetapkan 27 tersangka perorangan dan satu tersangka korporasi, yakni PT SSS, perusahaan kebun sawit di wilayah Kabupaten Pelalawan," sebut Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo dalam konferensi pers di lokasi karhutla di Jalan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/9/2019).

Kapolda Riau mengaku akan menindak tegas siapa pun pelaku karhutla. Kata dia, Polri tidak bisa diintervensi atau pun didikte dalam memproses pelaku karhutla.

Selain pelaku perorangan, Widodo menyebutkan masih ada satu perusahaan yang akan menjadi calon tersangka. Selain itu, ada enam perusahaan yang sedang diselidiki terkait karhutla.

"Polri dalam hal ini Polda Riau, tidak bisa diintervensi oleh siapa pun. Tidak bisa didikte pihak manapun. Kita akan bertindak profesional," tegas Widodo.

Selain penegakan hukum, pihaknya mengaku saat tengah berupaya memadamkan api di sejumlah wilayah di Riau.

"Hampir seluruh wilayah di Riau mengalami karhutla. Dan kita telah menurunkan semua kekuatan. Termasuk 150 pasukan Brimob saya turunkan ke wilayah," kata Widodo.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/11/14471951/8-fakta-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-riau-dalam-sepekan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke