PEKALONGAN, KOMPAS.com - Gema doa tahlil menggema di Musholla SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2019).
Perwakikan kelas 10-12 menggelar doa bersama untuk mendoakan KH Maimun Zubair atau Mbah Moen yang wafat di Makkah sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Doa bersama ini dipimpin guru agama SMK NU Kesesi Effendi yang juga melantunkan ayat-ayat Al Quran.
Setelah menggelar doa bersama, barulah sekitar 50 siswa dan siswi ini melakukan shalat ghaib/jenazah secara jamaah.
Menurut Effendi sosok Mbah Moen merupakan ulama kharismatik yang dipunya Nahdlatul Ulama (NU) dan bangsa Indonesia yang selalu menyerukan persatuan.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat bisa meneladani kebaikan almarhum Mbah Moen.
"Tidak hanya warga NU saja yang kehilangan tetapi juga bangsa Indonesia. Sosok Mbah Moen sebagai panutan kita semua," kata Effendi usai shalat ghaib.
Effendi menambahkan jika doa bersama ini akan digelar selama 7 hari berturut-turut di Musholla sekolah.
"Nantinya selama 7 hari setelah shalat zuhur seluruh murid akan shalat ghaib. Hal ini untuk mendoakan arwah Mbah Moen agar diterima disisi-Nya," tambah dia.
Ulama disegani
Salah seorang siswa Supriadi (16) mengaku meski belum bertemu dengan Mbah Moen namun sosoknya sangat dikenal di kalangan warga NU dan masyarakat.
Oleh karena dirinya rela ikut shalat ghaib dan doa bersama demi ulama yang disegani di Indonesia itu.
"Semoga arwah beliau diterima disisi Allah SWT dan kami sebagai santri harus terus melanjutkan perjuangan beliau mensyiarkan ilmj agama dan menjaga persatuan dan kesatuan," ujar Supriadi.
https://regional.kompas.com/read/2019/08/07/09111481/doa-dan-tahlil-siswa-smk-di-pekalongan-untuk-mbah-moen