Salin Artikel

Gaduh Kasus Kepala BKD Minta Mundur Karena Diancam Dibunuh Sekda, Ini Cerita Lengkapnya

Kepada Kompas.com, Kepala BKD Bondowoso Alun Taufana Sulistyadi menceritakan kejadian pengunduran dirinya serta soal intimidasi Sekda Syaifullah pada Kamis (1/8/2019).  

Menurut Alun, dia mengaku memilih mundur dari jabatannya, lantaran mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari Sekda Syaifullah pada Senin (29/7/2019).

Perlakuan tidak mengenakkan itu terjadi sebelum acara pelantikan Syaifullah sebagai Sekda, yakni pada Selasa (30/7/2019). Syaifullah menggantikan Sekda lama, Sholikin. 

Menurut Alun, pada Senin, calon Sekda (Syaifullah) mendatangi kantor BKD untuk keperluan pelantikan Sekda. Petugas itu sendiri tengah meminta nomor di bagian hukum.

Syaifullah yang mendatangi petugas itu kemudian marah dan mempersepsikan petugas BKD lamban, dan tidak mengindahkan perintah Bupati (tentang pelantikan Sekda).  

Tidak hanya marah- marah, Syaifullah saat itu juga mengancam akan memindahkan seluruh staf BKD, bahkan mengancam akan memenjarakan mereka.

“Kami (BKD) sudah bekerja sesuai aturan, bagian umum juga sudah bergerak  untuk membuat undangan untuk lima orang pejabat luar daerah sesuai perintah calon Sekda," kata Alun yang dihubungi melalui telepon, Kamis.

"Namun ketika  dimintai klarifikasi oleh bagian umum, BKD belum bisa memberi kepastian tentang rencana pelantikan karena belum mendapatkan perintah langsung dari bupati,” pungkasnya. 

Sebagai informasi, Alun sendiri merupakan pejabat karir yang mengisi lowongan Kepala BKD melalui proses open bidding yang panjang sejak Februari 2019.

Alun baru dilantik oleh Bupati Bondowoso Salwa Arifin pada 18 April 2019.  Saat itu, ia dilantik bersama Sekda lama yang juga naik melalui proses open bidding, Sholikin. 

Gaduh ancaman pembunuhan dan bantahan polisi

Menurut informasi yang diterima Kompas.com, sebelumnya pada Selasa (30/7/2019), Alun dan puluhan stafnya mendatangi Wabup Bondowoso Irwan Bachtiar.

Dalam kesempatan itu, Alun mengaku meminta mundur dari jabatanya atau meminta pensiun dini. 

Hal itu dilakukan lantaran kejadian tidak mengenakkan dari calon Sekda, serta ada ancaman pembunuhan ke dirinya. 

Namun, ketika disinggung tentang ancaman pembunuhan itu, Alun saat dikonfirmasi Kompas.com, mengaku enggan menjelaskannya. Dia mengaku tidak ingin memperpanjang persoalan tersebut.

“Sudah tidak usah diperpanjang lagi mas, saya tidak ingin kondisinya semakin gaduh,” pintanya.

Dihubungi secara terpisah, Kasatreskrim Polres Bondowoso AKP Jamal mengaku belum mengetahui adanya ancaman pembunuhan terhadap Kepala BKD itu.

“Tidak ada laporan yang masuk kepada kami. Kalau memang ada pasti kita proses,” katanya.

Polres Bondowoso baru bisa bergerak ketika sudah ada laporan yang nasuk Bondowoso. "Belum bisa bergerak karena belum laporan ke sini orangnya,” pungkasnya.

Sementara dari website bkd.bondowosokab.go.id, terlampir pers rilis berisi permohonan maaf soal gaduh sebelum pelantikan Sekda Syaifullah pada 30 Juli 2019. 

Cerita versi Sekda Syaifullah

Syaifullah sendiri kemudian dilantik menjadi Sekda Bondowoso pada Selasa (30/7/2019). Kepada Kompas.com. Syaifullah meluruskan kegaduhan soal pengunduran diri Kepala BKD serta ancaman pembunuhan tersebut. 

“Hari senin yang lalu, saya memang benar datang ke BKD untuk menanyakan undangan pelantikan Sekda, khususnya undangan bagi pejabat dari luar Bondowoso, mengapa tidak segera disebar,” katanya, saat dihubungi melalui telepon.

Padahal, lanjut Syaifullah, informasi yang dia dapat, Senin pagi undangan tersebut sudah jadi dan siap disebar.

“Namun sampai sore Jam 15.00 WIB ternyata tidak disebar. Yang saya undang tersebut di antaranya Bupati dan Wakil Bupati Situbondo, Sekda Situbondo, Kepala BKD Pemprov Jawa Timur, dan Kepala Bakorwil. Sesuai aturan, pelantikan sekda harus disaksikan dengan pejabat yang selevel,” katanya.

Menurut Syaifullah, saat dia mendatangi Kantor BKD Bondowoso, dia justru mendapat jawaban yang tidak masuk akal soal mengapa undangan belum juga disebar.

“Justru saya dilempar ke Bagian Umum. Saat saya ke BKD katanya bagian undangan merupakan tupoksi dari Bagian Umum. Saya kemudian telepon kepada Bagian Umum, dan mereka justru melemparkan tanggung jawab itu kepada BKD Bondowoso," katanya. 

"Saya berpikir kemudian, ini pasti ada yang tidak beres, dan sudah tidak benar, kenapa harus saling lempar, ya saya kemudian marah di situ.” 

Syaifullah juga mengaku tidak mengetahui perihal ancaman pembunuhan kepada Kepala BKD.

“Saya tidak tahu persoalan itu, dan saya tidak pernah mengancam pembununan itu,” tegasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/02/08154761/gaduh-kasus-kepala-bkd-minta-mundur-karena-diancam-dibunuh-sekda-ini-cerita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke