PADANG, KOMPAS.com - Mantan Ketua Quality Assurance (QA) Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS 2018 Kemenpan RB, Shadiq Pasadigue angkat bicara soal polemik dokter gigi Romi Syofpa Ismael yang CPNS nya dibatalkan oleh Pemkab Solok Selatan, Sumatera Barat.
Menurut Shadiq, polemik dokter gigi Romi merupakan sebuah kasus yang jarang terjadi dalam penerimaan CPNS. Setelah diumumkan lulus, kemudian dibatalkan.
"Ini merupakan sebuah kasus khusus dan perlu juga solusi khusus. Salah satunya adalah dengan mengajukan permohonan kembali untuk pengangkatan dokter Romi," kata Shadiq yang dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).
Dikatakan mantan staf ahli Kemenpan RB itu, Pemkab Solok Selatan bisa kembali mengajukan permohonan kepada Kemenpan RB untuk pengangkatan dokter Romi dengan sejumlah alasan yang tepat.
"Ini butuh kebijakan khusus. Dengan permohonan kembali ke Kemenpan RB saya pikir masih ada peluang untuk diangkat," kata Shadiq yang mundur dari Kemenpan RB pada September 2018 karena menjadi caleg DPR RI itu.
Shadiq mengatakan, kasus tersebut sudah mendapatkan sorotan nasional sehingga dibutuhkan solusi secepatnya agar tidak melebar ke hal-hal lain.
Menurutnya, kalau masih berkutat mencari siapa yang benar maupun salah, maka hal itu harus masuk ke jalur hukum.
"Nah, kalau sudah masuk jalur hukum tentu sudah tidak bagus. Harusnya dicarikan solusi secepatnya," katanya.
Shadiq pun berharap pemerintah pusat melalui Kemenpan RB atau BKN turun ke Sumbar secepatnya untuk memfasilitasi persoalan tersebut.
Salah satu solusi terbaik untuk kasus itu, menurut Shadiq, adalah tetap mengangkat dokter Romi.
"Sayang kan dokter yang sudah mengabdi sekian tahun, terus kena musibah tungkai kaki lemah, kemudian rangking pertama lagi harus disia-siakan," katanya.
https://regional.kompas.com/read/2019/07/26/16062991/eks-panitia-seleksi-cpns-2018-dokter-romi-harus-diajukan-lagi-jadi-pns