Salin Artikel

Beda Tanggapan Edy Rahmayadi dan Wagubnya Soal Pidato Kemenangan Jokowi

MEDAN, KOMPAS.com - Dimintai komentar soal pidato kemenangan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokow) yang disampaikan pada Minggu (14/7/2019) lalu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi beri jawaban nyeleneh.

"Apa itu..?" tanyanya kepada Kompas.com usai menghadiri Wisuda ke XXI Politeknik Pariwisata Medan di Hotel Santika Dyandra, Kamis (18/7/2019).

Saat dijelaskan jika pidato kemenangan Jokowi banyak berisi program kerja dan target yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan masa kepemimpinannya, salah satunya tentang investasi yang akan membuka pintu sebesar-besarnya kepada investor, Gubernur Edy juga tidak memberikan jawaban jelas. 

"Oh, nanti tanya sama Pak Presiden, ya..." ucapnya sambil menaiki mobil yang sudah menunggu.

Terima kasih Pak Presiden...

Lain Edy, lain pula komentar Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah.

Ditanyai hal yang sama usai menerima aliansi buruh di kantor gubernur, Ijek begitu biasa dia dipanggil, mengaku senang dan mendukung semua program yang dicanangkan presiden karena tujuannya pasti mengangkat ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan.

"Pastinya kita senanglah ada investor yang masuk, tapi sesuai aturan harus ada. Di Sumut ada investor-investor yang datang..." katanya.

Di tangan Gubernur Edy, menurut dia, pihaknya terbuka asal sesuai aturan. Juga memperhatikan lingkungan dan mengutamakan tenaga-tenaga ahli dari lokal.

Pasalnya, banyak sumber daya manusia muda yang mumpuni untuk bekerja sesuai keahliannya.

"Jangan hanya sebagai buruh, kita terima kasih Pak Presiden membuka peluang ini. Mudah-mudahan kita bisa satu visi dan misi untuk Sumatera Utara," kata Musa.

Pemberantasan korupsi harus lebih serius

Di tempat berbeda, Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Sumut Sutrisno Pangaribuan mengatakan, pidato kemenangan Jokowi semakin menarik pascapertemuannya dengan Prabowo.

Sebagaimana visi dan misi Joko Widodo- Ma'ruf Amin "Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong".

"Pidato itu juga menjadi momentum bagi Jokowi untuk menjelaskan kerangka strategis pemerintahannya pada 2019 sampai 2024 mendatang," kata Sutrisno.

Dirinya berharap pengawasan akan semakin ketat dari para pendukung sehingga pemerintah dapat bergerak leluasa melaksanakan misi.

Partai politik pengusung dan pendukung, relawan, pun simpatisan diminta untuk fokus mengawal pemerintahan secara kritis.

Pemerintah juga harus selalu diingatkan agar fokus mewujudkan visi. Siapapun anggota kabinet, bahkan yang akan mengisi jabatan di BUMN harus sejalan dengan visi Presiden.

"Tidak boleh ada agenda pribadi, kelompok, maupun partai politik dalam tubuh pemerintahan," ucapnya.

Menurut dia, pemberantasan korupsi harus lebih serius, baik melalui KPK, kejaksaan dan kepolisian. Jokowi diminta memimpin Indonesia memerangi korupsi yang telah merusak mentalitas bangsa.

Pendidikan antikorupsi diharapkan menjadi bagian dari kurikulum sekolah formal di setiap tingkatan.

Selain itu, literasi harus dikembangkan secara serius oleh pemerintah supaya kebiasaan menyebar kebencian, fitnah, dan hoaks tidak lagi menghiasi perjalanan bangsa kita ke depan.

"Selamat bekerja Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin. Rakyat Indonesia akan mendukung program pemerintah yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/19/17300031/beda-tanggapan-edy-rahmayadi-dan-wagubnya-soal-pidato-kemenangan-jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke