Hal itu disampaikan Luhut saat rapat koordinasi percepatan pengembangan pariwisata Danau Toba di Gedung Institut Del, Laguboti, Jumat (12/7/2019).
“Pariwisata ini, kita tidak perhatian dan sering melihat sebelah mata. Padahal pariwisata ini penting karena merupakan penghasil devisa yang paling cepat. Banyak masalah yang harus diselesaikan, dan memang tidak ada komando yang jelas. Jadi, kita datang kesini bukan untuk berwacana. Kita akan bicara mengenai apa, siapa, dan bagaimana,” kata Menko Luhut dalam sambutannya.
Menko Luhut juga bercerita bahwa peningkatan kawasan wisata di Indonesia menjadi perhatian dan harapan dari Presiden Joko widodo.
Menurutnya, Presiden menginginkan wisatawan yang sudah berkunjung berkesan dan menyampaikan kesan baik ini kepada banyak orang.
Terkait pengembangan pariwisata, Luhut juga menjelaskan bahwa harus banyak berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
Untuk itu, Menko Luhut mempersilakan para bupati yang berada di kawasan Danau Toba untuk menyampaikan program terpadu maupun destinasi pilihan dari masing-masing daerah.
Ia mengatakan para bupati mengeluhkan mengenai beberapa masalah pembangunan infrastruktur di masing-masing daerahnya. Salah satunya adalah pembangunan jalan lingkar Samosir.
“Jalan lingkar Samosir saya jadikan dan kerjakan habis-habisan, tapi harus deal. Kalian (para bupati) juga harus serius dan mau bekerja sama. Sampaikan program-program terpadu kalian dan harus fokus. Apa yang harus pemerintah bantu dan teman-teman dari Kementerian tolong dicatat semua,” tambahnya.
Sementara itu Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil yang ikut hadir dalam rapat tersebut mengusulkan agar para bupati menyusun program terpadu yang diinginkan menjadi wishlist.
“Disusun semuanya, apa saja dari wishlist atau daftar keinginan tadi yang sangat prioritas sekali. Nanti akan kita rapatkan. Tulis semua dan boleh kirim langsung ke saya melalui whatsapp” ujar Menteri Sofyan lalu menyebutkan nomor telepon pribadinya.
Pada kesempata n itu Menteri Sofyan juga menyampaikan pepatah tempa besi selagi panas.
“Lakukan apa saja yang perlu dilakukan demi mempercepat pariwisata. Bali dimulai dari sangat kecil, dan hari ini Bali sudah luar biasa,” tuturnya.
Mantan Menteri Pariwisata Mari Elka Pangestu yang juga turut hadir dalam acara tersebut menjelaskan indeks wisatawan yang paling tinggi mengunjungi Danau Toba adalah pada tahun 1997 sebanyak 800 ribu orang.
“Ini menggambarkan bahwa daerah Danau Toba pernah berjaya, padahal dulu belum ada bandara dan semua melalui jalur darat. Potensi dari segi alam, budaya atau wisata khusus yang ada disini. Itu luar biasa,” pujinya.
Saat menutup rapat koordinasi tersebut Menko Luhut mengingatkan bahwa sinergitas dan koordinasi sangatlah diperlukan.
“Sampaikan, kemudian bicarakan. Jangan jadi proyek, namun memang karena kebutuhan dan dikerjakan dengan tepat. Terimakasih dan mohon bantuannya,” pungkasnya.
https://regional.kompas.com/read/2019/07/13/10000031/saat-luhut-ingatkan-para-bupati-sekitar-danau-toba-harus-mau-kerja-sama-
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan