Salin Artikel

Kisah Pedagang Sayur Keliling, Naik Haji Setelah 8 Tahun Sisihkan Penghasilan

JOMBANG, KOMPAS.com - Cita-cita untuk bisa berangkat ke tanah suci guna menjalankan ibadah haji, akhirnya bisa segera diwujudkan oleh Marliah (63), pedagang sayur keliling di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Pada musim haji tahun ini, pedagang sayur keliling atau 'bakul lijo' itu terdaftar sebagai calon jamaah haji yang akan berangkat pada 23 Juli 2019, dari embarkasi Surabaya.

Marliah adalah warga Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ibu dua anak ini mengaku jika menjalankan ibadah haji merupakan cita-citanya sejak kecil.

"Sejak kecil saya ingin naik haji, sejak kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah)," katanya saat ditemui Kompas.com, di sela-sela kegiatannya berjualan sayur keliling, Senin (8/7/2019).

Meski punya cita-cita pergi haji sejak kecil, Marliah mengaku sempat tak yakin keinginannya bakal terwujud. Alasannya, kondisi ekonomi keluarganya belum memungkinkan untuk biaya pergi haji.

Saat dipastikan namanya masuk dalam daftar calon haji yang akan berangkat tahun 2019, Marliah mengaku tak bisa menahan rasa harunya. Bahkan, berulangkali melakukan sujud syukur karena cita-citanya bisa segera terwujud.

"Alhamdulillah, saya bersyukur (dapat panggilan) dari Allah. Sebelumnya tidak ada dalam pikiran saya, enggak sampai pikiran saya (bisa berangkat haji)," tutur Marliah.

Sisihkan Rp 10.000 untuk Ditabung

Cita-cita untuk menjalankan ibadah haji yang dimiliki Marliah sejak kecil, bakal segera terwujud. Namanya terdaftar sebagai calon haji asal Jombang yang akan berangkat pada 23 Juli 2019.

Terwujudnya harapan Marliah untuk pergi haji, tak lepas dari kegigihannya menyisihkan sebagian penghasilan dari berjualan sayur keliling. Pekerjaan sebagai 'bakul lijo' sudah dijalani selama kurang lebih 35 tahun.

Marliah mengatakan, dia mendaftar haji pada tahun 2011 diantarkan oleh anak perempuannya. Sejak saat itu dirinya rutin menabung untuk biaya haji.

"Nabung setiap hari Rp 10.000, mulai tahun 2011. Setiap hari (penghasilan) saya sisihkan untuk tabungan (haji) itu," ungkapnya.

Selain dari kegigihan menyisihkan uang sebesar Rp 10.000 dari penghasilan, Marliah juga mengaku menerima tambahan uang dari anak-anaknya.

"Ada tambahan, kalau dikasih anak-anak langsung saya tabungkan," kata Marliah.

Area utamanya, kawasan permukiman di dekat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang.

Pekerjaan itu jalani Marliah mulai pagi hingga tengah hari. Setiap hari, dia berangkat belanja ke Pasar Pon Jombang mengendarai sepeda angin yang dilengkapi bok dari bambu atau 'rengkek' pada bagian belakang sepeda.

Dari Pasar Pon Jombang, Marliah berkeliling untuk menjual sayur kepada para pelanggannya yang tersebar di beberapa permukiman.

"Jualan sayur (keliling) di sebelahnya rumah sakit (RSUD Jombang). Setiap hari jam 7 sampai jam 12 siang," ungkapnya.

Marliah menambahkan, pada tahun ini, dia akan pergi haji tanpa didampingi suaminya karena beda waktu saat mendaftar. Dia berharap, usai haji, dirinya bisa melaksanakan umrah bersama suaminya.

"Harapannya, setelah haji bisa umrah sama bapaknya (Haryono, suami Marliah)," tutur Marliah.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/08/12461601/kisah-pedagang-sayur-keliling-naik-haji-setelah-8-tahun-sisihkan-penghasilan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke