Salin Artikel

Fakta Baru Babi Hutan Serang Warga, Ukuran Lebih Besar dari Kambing hingga Berduel

KOMPAS.com - Korban serangan babi hutan di Desa Windujaya dan Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (3/7/2019) ternyata lima orang.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas Ady Chandra mengatakan, sebelumnya dilaporkan korban yang diserang babi hutan sebanyak empat orang.

Berikut fakta terbaru babi hutan yang menyerang warga:

Ady menuturkan, sebelum menyerang empat warga, babi hutan terlebih dahulu menyerang Waisah, saat itu ia sedang berada di sawah tiba-tiba datang babi hutan dan menabrak korban. Korban yang panik kemudian berteriak meminta pertolongan warga.

"Waisah hanya mengalami luka ringan, setelah menabrak, babi hutan langsung lari ke arah timur. Warga yang mendengar teriakan korban berupaya mengejar babi tersebut," ujar Ady.

Selanjutnya, babi menyerang Maksum (65) yang sedang mencari rumput. Babi hutan kemudian menyerang Warsinah (70) yang sedang mencari daun cengkeh yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi Maksum.

Kadus II Desa Windujaya Amin Mustofa mengatakan, melihat Warsinah diserang, warga lainnya Rahmat Suwaryo (52) berusaha menolong, namun akhirnya turut diserang.

"Warga lain yang melihat kedua orang tersebut diserang berusaha menolong, babi hutan akhirnya lari ke desa sebelah dan menyerang Karsikin (70), warga Desa Melung," kata Amin.

Amin mengatakan, total empat korban warga Desa Windujaya yaitu Waisah (luka ringan), Maksum (luka ringan), Warsinah (meninggal dunia), Rahmat Suwaryo (luka berat), kemudian satu warga Desa Melung, Karsikin (luka ringan).

Rahmat Suwaryo (52) korban penyerangan babi hutan di lereng selatan Gunung Slamet, masih terbaring lemas di Ruang Arrahman Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019).

Tubuh gempalnya tak berdaya menghadapi keganasan babi hutan yang disebutnya berukuran lebih besar dari seekor kambing. Beberapa bagian tubuhnya terkoyak akibat serangan dan gigitan babi hutan tersebut.

Rahmat menceritakan, awalnya dia mendengar teriakan seseorang meminta tolong dari arah kebun. Ia yang baru pulang berladang, akhirnya bergegas menuju sumber suara tersebut.

Sesampainya di kebun, Rahmat melihat tetangganya yang sudah lanjut usia, Warsinah, sedang diserang seekor babi hutan. Spontan ia mendekat untuk menolong Warsinah yang akhirnya meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit, Selasa malam.

"Begitu saya datang, babi hutan langsung nyerang saya, saya sempat melawan, saya bacok tiga kali pakai parang panjang, tapi tidak mempan. Mungkin karena (babi) sudah tua, hanya luka saja. Sempat saya tusuk juga tidak tembus, tenaganya besar sekali," tutur Rahmat dengan suara lirih.

Setelah itu, Rahmat tak berdaya menghadapi babi hutan yang terus menyerangnya. Taring babi menusuk dan mengoyak beberapa bagian tubuhnya. Bahkan, tangan kirinya sempat digigit oleh babi hutan tersebut.

"Setelah itu saya nggak berdaya. Babi hutan akhirnya pergi setelah banyak warga yang datang menolong. Babi kemudian kabur setelah ditembak tiga kali. Babinya ganas sekali, batang kayu runcing yang digunakan warga untuk menyerang juga dimakan sampai remuk," kata Rahmat.

Rahmat mengaku berduel dengan babi hutan tersebut tak lebih dari satu menit.

"Saya nggak sampai 1 menit, kalau ibu-ibu itu diserang lebih dari 1 menit mungkin. Kalau saya tidak datang waktu itu, enggak tahu bagaimana kondisinya, diinjak, dibanting, taringnya panjang sekitar 9 sentimeter mungkin," ujar Rahmat.

Ady menjelaskan, perburuan dilakukan di titik berbeda di kawasan hutan sekitar lereng selatan Gunung Slamet. Tim gabungan dibagi ke perbukitan Gunung Malang, Igir Alang, dan sebelah utara Bukit Cendana.

"Perburuan tersebut bertujuan untuk menggiring babi hutan ke Batu Bedil. Wilayah Batu Bedil merupakan jalur sering dilalui kawanan babi hutan, di lokasi tersebut juga ada orang yang stand by," ujar Ady.

Ady mengatakan, berdasarkan hasil pantauan pada Rabu siang, di Batu Bedil ditemukan sejumlah jejak tapak babi hutan. Namun dia belum dapat memastikan apakah jejak tersebut merupakan tapak babi hutan yang menyerang warga.

Kepala Dusun II Desa Windujaya Amin Mustofa mengatakan, babi hutan menyerang manusia diduga karena dalam posisi terdesak atau terancam.

"Kemungkinan karena terdesak atau terancam, tapi banyak juga penyebab lainnya, bisa juga karena sedang musim kawin jadi babi hutan lebih agresif," kata Amin, Rabu (4/7/2019).

Kemungkinan lain, lanjut Amin, pasokan makanan di hutan menipis, sehingga babi hutan turun ke permukiman warga.

Menurut Amin, babi hutan biasanya hanya turun dan merusakan tanaman warga. Namun, penyerangan terhadap warga di desanya baru terjadi kali ini.

"Dulu di desa sebelah, Dusun Semaya, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, pernah menyerang warga, tapi akhirnya tertangkap," ujar Amin.

Sumber KOMPAS.com (Fadlan Mukhtar Zain).

https://regional.kompas.com/read/2019/07/05/07000001/fakta-baru-babi-hutan-serang-warga-ukuran-lebih-besar-dari-kambing-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke