Salin Artikel

Bata Kuno di Sendang Sumberbeji Diduga untuk Lindungi Sumber Mata Air

JOMBANG, KOMPAS.com - Bangunan yang terstruktur dari batu bata kuno ditemukan di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (30/6/2019) lalu.

Bangunan yang ditengarai sebagai benda cagar budaya tersebut ditemukan di dasar area penampungan air dari sumber air alami. Warga setempat menyebutnya sebagai kolam, sendang atau waduk.

Lokasi penemuan situs berada di sebuah tempat yang cukup dikeramatkan warga setempat. Tempat dengan luas 2.800 meter persegi itu ditumbuhi banyak pohon dan beberapa di antaranya diperkirakan berusia ratusan tahun.

Kepala Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, WS Yuda mengungkapkan, selama puluhan tahun, tempat itu berfungsi sebagai tempat menampung air dari sumber mata air sebelum dialirkan ke sawah warga.

"Entah ini namanya apa ya, semacam sendang atau waduk, tapi fungsinya untuk menampung air dari sumber air. Ini sudah lama ada, mungkin sejak zaman nenek moyang," katanya saat ditemui di lokasi penemuan situs Sumberbeji, Senin (1/7/2019).

Dari sendang Sumberbeji, kata Yuda, air digunakan untuk mengairi sawah melalui saluran tersier. Ada lebih dari 7 hektar sawah yang memanfaatkan air dari sendang Sumberbeji.

"Selama ini dijadikan untuk mengairi sawah di Sumberbeji. Sudah lama digunakan, tapi satu dua tahunan ini airnya kurang. Mungkin karena tertutup lumpur atau sampah," ungkapnya.

Dikatakan Yuda, karena debit air dari sendang Sumberbeji mulai berkurang untuk mengairi sawah, warga bersepakat untuk membersihkan.

Bersih-bersih sendang juga dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan tempat itu menjadi lokasi wisata.

"Debit air memang berkurang dan ada rencana mau dibuat wisata pemandian, makanya dibersihkan. Waktu bersih-bersih, ternyata ditemukan situs," jelasnya.

Ditambahkan, kawasan sendang Sumberbeji merupakan lahan aset desa dan menjadi kawasan yang dilindungi, baik dari aktivitas berburu maupun penebangan pohon.

Kaseli (79), warga Dusun Sumberbeji mengungkapkan, dirinya tinggal di Dusun tersebut sejak 1967. Sepengetahuan dirinya, sendang tersebut sudah ada jauh sebelum dia tinggal di Dusun Sumberbeji.

Batu bata kuno pelindung sumber mata air

Adanya struktur bata kuno di dasar sendang Sumberbeji, Kaseli mengaku sudah mengetahuinya sejak lama.

Struktur bata kuno tersebut, diyakini olehnya sebagai bangunan untuk melindungi pusat sumber mata air.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Jombang, Imam Bustomi mengatakan, keberadaan sendang Sumberbeji cukup signifikan bagi pengelolaan lahan pertanian di wilayah Sumberbeji.

Selama ini, kata Bustomi, sendang Sumberbeji tidak masuk dalam kewenangan institusi pengairan. Namun, adanya aliran air dari Sumberbeji membuat wilayah itu bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan air sawah.

"Selama ini bukan di wilayah kewenangan kami. Tapi dari situ, pengairan sangat terbantu karena pertanian di sana bisa memenuhi kebutuhan air secara mandiri," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/7/2019).

"Kami kemarin sudah mengecek ke lokasi. Air dari sana memang digunakan untuk mengairi sawah lewat saluran tersier, luasnya bisa 7 sampai 10 hektar. Harapan kami fungsinya untuk pengairan bisa dipertahankan," kata Bustomi melanjutkan penjelasannya.

Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BCPB) Jawa Timur, Nugroho Harjo Lukito, melakukan peninjauan ke lokasi penemuan situs di Sumberbeji pada Senin (1/7/2019) kemarin.

Dari pengamatan awal, terdapat struktur bangunan dari bata kuno membentuk saluran air atau parit dengan tipe tertutup. Pada bagian atas, lubang antar sisi memang terlihat sempit.

Menurut Nugroho, bangunan tersebut dibangun di masa lampau untuk melindungi dan mengalirkan air dari sumber air alami. Sumber air yang keluar diprediksi memiliki debit cukup besar.

"Kalau sumber airnya di sini, besar sepertinya ya karena bisa mengairi sawah lebih dari 7 hektar," katanya.

Diobservasi BPCB

BPCB, ujar Nugroho akan melakukan observasi dan penelitian di lokasi penemuan situs di dasar sendang Sumberbeji Jombang, pada Selasa (2/7/2019) ini.

Hingga pukul 12.00 WIB, proses observasi masih dilakukan BPCB Jatim.

Pada Senin kemarin, tim dari BPCB didampingi petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jombang, meninjau lokasi penemuan situs di Dusun Sumberbeji tersebut.

Namun, akibat situs yang berada di dasar sendang dan tergenang air, observasi oleh para arkeolog tidak bisa dilakukan.

Sebagaimana diberitakan, struktur bata kuno ditemukan di dasar sebuah sendang di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ukuran bata kuno yang terstruktur sebagai saluran irigasi tersebut, memiliki kemiripan dengan bata kuno peninggalan era kerajaan Majapahit. Hal itu tampak dari ketebalan, panjang serta lebar bata.

Penemuan berawal saat warga melakukan bersih-bersih sendang Sumberbeji dari lumpur dan sampah, pada Minggu (30/6/2019) pagi.

Dari proses pembersihan lumpur dan sampah, terlihat jelas adanya bangunan mirip saluran irigasi dengan material bata kuno.

Panjang struktur diperkirakan sekitar 5 meter dengan kedalaman dari dasar sendang, sekitar 3 meter.

Sementara, temuan struktur bata kuno tersebut diperkirakan pada kedalaman 2 meter dari permukaan tanah.


https://regional.kompas.com/read/2019/07/02/12460801/bata-kuno-di-sendang-sumberbeji-diduga-untuk-lindungi-sumber-mata-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke