Salin Artikel

Jelang Karnaval Agustus, Perajin Topeng Jaranan Banjir Pesanan

Mereka membuat topeng seni jaranan yang seringi digunakan untuk pawai karnaval saat Agustusan. Jelang bulan Agustus, dalam waktu dua hari mereka bisa membuat 50 topeng.

"Bapaknya kan punya keahlian kaligrafi. Karena sepi akhirnya ganti membuat topeng jaranan ini," ungkap Siti Rohmah, saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (30/6/2019).

Siti Rohmah bercerita, dia dan suaminya sudah menggeluti profesi sebagai pembuat topeng sejak 10 tahun lalu.

Hampir setiap hari, ada perorangan maupun komunitas yang memesan produk karya tangan mereka.

Orderan paling banyak datang saat menjelang hingga bulan Agustus. Tak jarang, pasangan suami istri yang sudah dikaruniai dua anak ini harus berpacu dengan waktu untuk melayani konsumen.

"Ramainya (pesanan) sih waktu Agustus. Kan banyak karnaval dimana-mana. Kalau hari biasa, ada lah satu dua yang beli," ujar Rohmah.

Topeng jaranan yang dibuat Heru dan Rohmah berbahan dasar kayu randu. Pasutri ini membuat dua jenis topeng, yakni topeng ganongan dan topeng barongan untuk ukuran anak-anak dan orang dewasa.

Proses pembuatannya cukup rumit. Kayu randu utuh dipotong sesuai ukuran kepala, lalu dipahat membentuk karakter wajah.

Selanjutnya, pahatan kayu dicat dan ditambah ornamen seperti kain dan rambut dari hewan ternak.

"Kalau saya bagian ngecat wajah dan memasang ornamen. Yang lain bapaknya yang mengerjakan," tutur Rohmah.

Dalam waktu 2 hari, tambah Rohmah, ia dan suaminya mampu membuat 50 buah topeng. Selanjutnya, topeng tersebut diambil oleh pembeli atau distributor.

Topeng jaranan yang dibuat oleh Heru dan Siti Rohmah, tidak hanya diminati pasar di wilayah Jombang. Produk mereka juga beredar ke daerah Nganjuk, Kediri, hingga ke Jember.

Untuk satu topeng, dihargai Rp 15.000 hingga Rp 70.000, tergantung jenis kayu dan ukurannya.

Berkat kemampuan membuat topeng kesenian tradisional, Rohmah mengaku mendapatkan pemasukan yang cukup untuk menopang ekonomi keluarganya, termasuk untuk membiayai sekolah kedua anaknya.

Sehari-hari, Heru bekerja sebagai sopir truk pengangkut material, sedangkan Siti Rohmah mengajar di sebuah PAUD di desanya.

"Ya lumayan lah, bisa nambah-nambah pendapatan. Paling banyak ya waktu musim karnaval, pasti banyak pesanan," kata Rohmah.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/30/21311411/jelang-karnaval-agustus-perajin-topeng-jaranan-banjir-pesanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke