Salin Artikel

Fakta di Balik Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 3 Pedagang hingga Diduga Keracunan Ikan Pindang

KOMPAS.com - Sebanyak dua orang meninggal dan puluhan warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena keracunan massal yang diduga berasal dari ikan pindang mas yang mereka makan dari pedagang keliling, Sabtu (22/6/2019). 

Berdasar data yang diperoleh pihak kepolisian, dua orang meninggal dunia atas nama Riandani (11) dan Ahmad Sadili (56). Keduanya warga Kampung Cisireum, Desa Jayagiri, Kec.amatan Sindangbarang, Cianjur. 

Polisi telah memeriksa tiga penjual ikan pindang. Namun demikian, polisi dapat mengungkapkan secara pasti penyebab keracunan puluhan warga di Cianjur itu.

Hingga saat ini, polisi juga belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

Cacam Rukmini (46), istri salah satu korban meninggal dunia, Ahmad Sadili (56), menceritakan, suaminya sempat muntah dan buang air besar berkali-kali sebelum akhirnya meninggal dunia.

“Waktu itu bapak sedang tidur di samping, saya panggil-panggil tidak menjawab, hanya meringis. Saya coba angkat kepala dan tangannya, tapi susah, kondisinya sudah lemas,” tutur Cacam, saat ditemui wartawan di ruang perawatan Puskesmas Sindangbarang, Minggu (23/6/2019)

Seperti diketahui, kasus keracunan yang menimpa 52 warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada hari Sabtu (22/6/2019).

Polisi segera melakukan pemeriksaan terhadap tiga pedagang ikan pindang yang diduga terkait keracunan massal di Cianjur.

Kapolsek Sindangbarang AKP Nandang menuturkan, ketiga orang yang diperiksa adalaah orang perempuan lanjut usia.

“Kami sudah himpun keterangan dari mereka terkait cara pengolahannya, bahan baku dan bumbu-bumbu yang digunakannya, hingga cara mereka saat menjajakannya,” kata Nandang saat dihubungi Kompas.com melalui saluran telepon seluler, Senin (24/06/2019) pagi.

Hingga saat ini, polisi memastikan para penual tersebut mereka memperoleh bahan baku berupa ikan yang masih segar atau masih dalam keadaan hidup dari pedagang lain.

“Cara pengolahannya pun sudah kami lihat, termasuk bumbu-bumbu yang digunakannya. Tidak ada masalah,” kata Nandang.

Polisi belum bisa memastikan penyebab keracunan massal yang menewaskan dua orang di Cianjur.

Polisi juga mendapat informasi terbaru jika ada warga yang tidak mengonsumsi makanan tersebut, namun mengalami gejala serupa.

“Ada warga yang periksa ke bidan karena merasa mual-mual. Setelah memeriksa pasien, bidan itu malah merasakan hal yang sama. Jadi kita belum bisa memastikan apakah (keracunan) bersumber dari ikan pindang atau memang ada faktor lain seperti kondisi cuaca atau ada bakteri yang mengontaminasi makanan tersebut saat diperjualbelikan,” terang Nandang.

Polisi masi menunggu hasil pemeriksaan laboratorium sampel ikan pindang yang telah diamankan sebelumnya sebagai barang bukti.

“Jadi belum mengarah ke sana (tersangka). Semua yang diperiksa statusnya saksi, termasuk penjual ikan pindang,” imbuhnya.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Neneng Efa Fatimah, menuturkan, pihaknya masih memastikan apakah warga tersebut keracunan ikan pindang atau ada penyebab lain.

“Belum bisa disimpulkan darimananya (penyebab keracunan),” kata Efa singkat saat dihubungi lewat aplikasi pesan WhatsApp.

Seperti diketahui, dua orang meninggal dunia dan 52 warga mengalami gejala keracunan.

Para korban mengaku pusing, mual dan muntah-muntah serta diare usai mengonsumsi ikan pindang mas yang dibeli pedagang keliling.

Sumber: KOMPAS.com (Firman Taufiqurrahman)

https://regional.kompas.com/read/2019/06/25/22264651/fakta-di-balik-keracunan-massal-di-cianjur-polisi-periksa-3-pedagang-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke