Salin Artikel

Manfaatkan Limbah, Guru SMKN di Madiun Ciptakan Paving Block Penangkal Banjir

Dengan riset dan upayanya, bapak dua anak ini menciptakan sebuah paving block ramah lingkungan berbahan limbah yang mampu menangkal banjir. Hasil karyanya pun sudah teruji.

Sebulan yang lalu, Septa meraih juara satu nasional pada lomba pembelajaran kesiapsiagaan bencana tingkat nasional yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Paving block ramah lingkungan besutannya itu mengalahkan ratusan peserta lomba dari seluruh Indonesia. Tak hanya itu, suami dari Latifatul Wastiah dinobatkan sebagai guru sains terbaik SMK se-Jawa Timur.

Septa menceritakan awal mulanya ia membesut kumpulan limbah kayu itu menjadi paving block ramah lingkungan.

"Saya melihat keadaan lingkungan di sekitar maupun pada umumnya adanya bencana banjir dan tanah longsor. Bencana geohidrologi berupa geologi yakni tanah longsor dan hidrologinya volume air yang melebar menjadi banjir," kata Septa kepada Kompas.com, saat ditemui di kantornya, Minggu (26/5/2019).

Bagi Septa, masalah banjir baik di perkotaan maupun pedesaan sudah jamak karena beton menjadi fondasi dasar jalan. Beton memiliki kelemahan yakni tidak bisa menyerap air.

Hal itu menginspirasinya untuk menciptakan material yang bisa meresapkan air. Ia kemudian bereksperimen dengn bahan limbah kayu yang konturnya lembut berupa grajen kayu dan grajen bambu.

Sementara penguatnya bahannya dari sepahnya tebu dan sekam untuk perekat.

"Material bio organik itu saya kolaborasikan dengan agregat pasir, kerikil dan campuran semen tetapi tidak sebanyak seperti biasanya," kata Septa.

Setelah diuji dua kali, air yang dituang di paving buatannya itu langsung terserap. Makanya ia memberikan nama untuk paving ciptaannya yang ramah lingkungannya itu dengan bio material konblok dan vegetasi.

Septa juga mengembangkan paving ramah lingkungannya itu agar bisa mengatasi longsor pada sungai. Bila longsor di sungai dibiarkan, maka tanah di sisi kanan dan kiri sungai terus tergerus.

Tergerusnya sisi kanan dan kiri sungai membuat vegetasi hilang dan tidak memiliki penguat. Untuk itu paving ramah lingkungannya itu dikolaborasikan dengan vegetasi berupa bambu. 

"Bambu perakarannya kuat. Kemudian bambu ampel tidak besar dan tidak merusak struktur tanah. Keberadaan bambu malah menguatkan struktur tanah dan mencegah erosi dan bisa memproduksi oksigen yang banyak juga, sehingga ramah lingkungan," kata Septa.

Septa menyatakan, pemasangan paving ramah lingkungannya sebagai penangkal banjir dilakukan berbeda dengan biasanya. Paving itu dipasang di bahu pinggir jalannya saja karena air di jalan turunnya ke samping.

Ia terus mengembangkan paving ramah lingkunganya itu agar kekuatannya makin meningkat. Dengan demikian, dapat menahan beban kendaraan-kendaraan besar seperti tronton dan truk besar.

"Saat ini saya sementara mencari referensinya agar kekuatannya bisa seperti jalan tol," ungkap Septa.

Septa mengatakan, biaya pembuatan paving blok ramah lingkungannya sangat murah. Bahan yang dibutuhkan berasal dari limbah seperti grajen kayu, sepah tebu, dan sekam.

Sehingga, bila paving blok ramah lingkungannya diproduksi massal tidak akan mengalami hambatan.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN I Mejayan, Suharto menyatakan, pihak sekolah selalu mendukung penuh terhadap guru yang selalu berinovasi dan berprestasi.

Selain mengharumkan nama sekolah, guru berprestasi juga memotivasi anak-anak didiknya untuk ikut berinovasi.

Suharto mengharapkan, prestasi yang diraih Septa dapat memotivasi guru lain untuk berinovasi sehingga karyanya dapat berguna bagi bangsa.

Apalagi, inovasi karya Septa tidak membutuhkan biaya yang mahal dan mudah ditemukan dilingkungan masing-masing.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/27/08513341/manfaatkan-limbah-guru-smkn-di-madiun-ciptakan-paving-block-penangkal-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke