Salin Artikel

Antisipasi Keselamatan Nelayan dan Wisatawan, Buaya Muara di Nusakambangan Bakal Dievakuasi

CILACAP, KOMPAS.com - Kemunculan buaya muara (Crocodylus porosus) di perairan Laguna Segara Anakan dan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, menjadi perkara dilematis.

Di satu sisi, wilayah perairan di mana predator itu berkeliaran merupakan kawasan wisata yang ramai pengunjung.

Di sisi lain, buaya muara merupakan satwa dilindungi yang tidak boleh diburu dan dibunuh.

Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Konservasi II Jawa Tengah Resort Cilacap, Endi Suryo Heksianto mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan selama beberapa pekan terakhir.

Dia memperkirakan, buaya muara yang terpantau di perairan Nusakambangan Cilacap tersebut hanya berjumlah satu ekor.

“Ukurannya sekitar dua meter, usianya diperkirakan 10 tahun, kemungkinan cuma satu ekor,” kata Endi.

Hingga saat ini, BKSDA belum dapat mengambil kesimpulan terkait dugaan dari mana buaya muara ini berasal.

Endi hanya menyebut ada tiga kemungkinan mengapa predator air dewasa tersebut bisa tiba-tiba muncul di kawasan perairan ramai seperti Laguna Segara Anakan.

“Kemungkinan pertama bisa jadi buaya yang berasal dari Sungai Citanduy, atau bisa jadi buaya yang sempat membuat gempar di Kebumen dan Pantai Widarapayung, atau kemungkinan terakhir merupakan peliharaan warga yang lepas,” ujar dia.

Meski demikian, Endi tidak heran jika buaya tersebut memilih untuk bermigrasi ke kawasan Nusakambangan.

Sebab, hutan bakau di pulau penjara kelas kakap tersebut masih sangat asri. Selain itu, perairan dangkal yang tenang di selat antara Nusakambangan dan Cilacap menjamin ketersediaan pakan alami bagi sang predator.

“Selain itu, di tempat buaya terakhir terlihat sudah dikenal warga setempat dengan julukan Tikungan Buaya. Itu dulunya habitat buaya asli Nusakambangan, sekitar 20 tahun lalu masih banyak (buaya),” ungkap dia.

Putuskan evakuasi buaya

Untuk mengantisipasi terjadinya konflik dengan manusia, BKSDA memutuskan untuk melakukan tindakan evakuasi buaya muara yang berkeliaran di Nusakambangan Cilacap, Sabtu (25/5/2019).

Endi mengatakan, tim gabungan yang terdiri dari Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP), Polair dan Lanal tengah menyusun strategi untuk menangkap buaya tersebut.

“Kami masih menyusun strategi (penangkapan), sementara catatan perilaku sudah cukup selama pemantauan beberapa pekan ini,” kata dia.

Menurut Endi, buaya muara merupakan salah satu satwa dilindungi yang cukup sulit untuk ditangani ketika di alam bebas.

Sebab, daya jelajah karnivora ini dapat mencapai 100 kilometer dan tahan terhadap air asin.

Namun, Endi mengaku masih terkendala oleh peralatan untuk menangkap buaya tersebut. Terlebih buaya dapat berperilaku agresif jika merasa terancam.

“Sembari menunggu eksekusi, kami membuat rambu-rambu peringatan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di laut sendirian. Serta kontak untuk melapor jika tidak sengaja menjumpai buaya di sekitar mereka,” ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/25/09453961/antisipasi-keselamatan-nelayan-dan-wisatawan-buaya-muara-di-nusakambangan

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke