Salin Artikel

2 Pria Taruhan Tanah 1 Hektar dalam Pilpres, Bagaimana Kelanjutannya?

Aksi kedua sempat viral di media sosial dengan foto kesepakatan taruhan dan bukti kuitansi taruhan dengan matrei Rp 6.000.

Belakangan diketahui, taruhan kedua warga Empagae, Kecamatan Maritenggae, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, hanya sebagai candaan untuk media sosial.

“Memang benar kita berfoto layaknya taruhan. Saya Hendrik Arhadi bersama Abdul Azis, paman saya di atas sebidang tanah yang ternyata tanah lapang sepak bola di Kecamatan Maritengae, Kabupaten Sidrap," kata Hendrik Ahadi melalui Facebook Masengger, Selasa (21/22/2019).

Hal yang membuat heboh adalah foto insert kuitansi perjanjian taruhan bermaterai Rp 6.000 yang ditandangani kedua pihak. Hendrik menjelaskan, tanah yang menjadi taruhan ini merupakan lapangan sepak bola Empagae.

Di media sosial yang viral, terlihat dua lelaki berjabat tangan. Hendrik Arhadi bertaruh untuk pasangan 01 Jokowi -Ma'ruf, sedangkan lawannya, Abdul Aziz C mendukung capres 02, Prabowo-Sandiaga.

Sementara itu, Wakil Kepala Polres Kabupaten Sidrap, Kompol Ilyas mengaku pihaknya telah menyelidiki perbuatan kedua pria itu. Dari laporan pihak Polsek Marintenggae, kedua pria itu diduga bermain judi.

“Kita saat kedua foto viral di media sosial diduga berjudi dengan taruhan pilpres dengan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-Ma’ruf dengan Prabowo Sandi. Setelah dilakukan penyelidikan diketahui hanya candaan semata dan diunggah ke media sosial," kata Kompol Ilyas.

Viral di media sosial

Sebelumnya, foto dua pria dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, melakukan taruhan jelang Pemilu Presiden 2019 yang dihelat Rabu, 17 April 2019, viral di media sosial dan heboh diperbincangkan.

Mereka menjadikan tanah seluas 1 hektar sebagai taruhan. Dalam foto yang viral, kedua pria itu masing-masing mengaku sebagai pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam foto itu, keduanya terlihat berjabat tangan.

"Perjanjiannya betul, Pak," kata Hendrik (30), warga Desa Empagae, Kecamatan Empagae, sekitar 18 km sebelah timur Pangkajene, Kabupaten Sidrap, ketika dikonfirmasi Tribun melalui sambungan telepon, Senin (15/4/2019) petang.

"Tapi tanahnya itu adalah lapangan desa yang sudah 10 tahun tidak diperhatikan sama pemerintah," tutur Hendrik kemudian.

Hendrik adalah wirausahawan sektor pertanian. Dia sudah menikah dengan dua anak yang masih di bangku TK. Hendrik terdaftar sebagai pemilih di TPS 03, Desa Empagae, Sidrap.

Hendrik adalah wirausahawan sektor pertanian. Dia sudah menikah dengan dua anak yang masih di bangku TK. Hendrik terdaftar sebagai pemilih di TPS 03, Desa Empagae, Sidrap.

Dia mengatakan, lawan taruhannya adalah pamannya sendiri. Abdul Aziz C terdaftar di TPS 02 di desa yang sama. Si paman berusia 39 tahun dan memiliki empat anak. Yang tertua sudah di tahun akhir sekolah dasar. Seperti keponakan, sang paman juga petani sawah tadah hujan dan irigasi.

"Yang kacamata riben itu adalah adik kandung ibuku," kata Hendrik merujuk foto.

Hendrik menuturkan, inisiatif foto taruhan pilpres itu muncul pada Senin (15/4/2019) pagi.

"Kebetulan lapangannya dekat rumah jadi kami langsung foto dan beli meterai, baru di-upload di FB (Facebook)," ujar Hendrik.

Ternyata, setelah diunggah setelah shalat Azhar, foto itu sudah viral. Di akun Facebook pamannya, hingga pukul 19.00 Wita, foto tersebut sudah dibagikan lebih dari 200 kali.

Hendrik mengatakan, ada latar belakang khusus mereka mengunggah foto taruhan itu. Mereka berharap, pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini sebagai pusat aktivitas warga.

"Sudah 10 tahun kami ajukan proposal ke kepala desa, Pak Camat, Pak Bupati, dan caleg DPR, tapi sampai sekarang rumputnya masih tinggi," ujar Hendrik.

Hendrik mengatakan, ada latar belakang khusus mereka mengunggah foto taruhan itu. Mereka berharap, pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini sebagai pusat aktivitas warga.

"Sudah 10 tahun kami ajukan proposal ke kepala desa, Pak Camat, Pak Bupati, dan caleg DPR, tapi sampai sekarang rumputnya masih tinggi," ujar Hendrik.

Padahal, saat dia masih SD hingga SMP, lanjut Hendrik, tanah lapangan yang kini jadi area gembala ternak sapi dan kambing itu terawat dan menjadi pusat olahraga anak muda.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/22/07000021/2-pria-taruhan-tanah-1-hektar-dalam-pilpres-bagaimana-kelanjutannya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke