Salin Artikel

Keinginan Pemilik Penangkaran Ratusan Hiu Mati yang Mendadak di Karimunjawa

Kendati demikian, Cun Ming mengaku tetap akan terus mengelola ikan hiu di kolam penangkarannya.

"Tanpa diminta pun, saya tetap mengelola, meski Hiu yang tersisa masih kecil-kecil," kata Cun Ming, saat dikonfirmasi, Kamis (2/5/2019).

Cun mengatakan, Hiu yang masih tersisa di kolam penangkarannya ada sekitar 20 ekor. Itupun, usianya baru sekitar 5-10 tahun.

Untuk menjadi besar, Hiu harus dirawat selama puluhan tahun.

"Untuk menjadi besar atau indukan butuh waktu lama. 5 tahun saja enggak cukup, apalagi usia saya sudah 81 tahun," tambahnya.

Dikatakannya, untuk mengelola Hiu menjadi indukan, sejumlah pakan harus didatangkan dari Jepara. Di Karimun, pakan ikan untuk hiunya sangat terbatas.

"Pakan ikan di Karimun itu sudah tidak ada. Kami beli dari Jepara kalau mau kasih makan Hiu," tambahnya.

Sementara terkait matinya ratusan hiu Indukan, ia yakin itu bukan ulah warga Karimunjawa.

"Saya tahu, dan itu pasti bukan Orang Karimun. Orang Karimun tidak mungkin melakukan itu. Saya tahu ada komplotan yang melakukan," tambahnya.

Ratusan hiu mati diracun

Sebelumnya, Cun Ming mengungkap hasil pengujian atas matinya ratusan hiu di Kepulauan tersebut.

Menurutnya, ikan-ikan Hiu yang ditangkarkan di penangkaran mati karena diracun.

Hal itu merujuk hasil uji Laboratorium dari Balai Veteriner Wates, Kementerian Pertanian, yang menyatakan, pada contoh air (kode hiu putih) terindikasi Pestisida Endosulan, dan Klortiofos.

"Iya diracun," kata Cun Ming, saat dikonfirmasi.

Cun mengatakan, dalam air yang dijadikan sampel penelitian, terbukti ada kandungan pestisida yang biasa digunakan untuk menyelesaikan hama pertanian.

"Setahu saya jenis racun ketika tangkap ikan itu potas, tapi ini pestisida yang biasa untuk mengusir hama," pungkasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2019/05/02/20490751/keinginan-pemilik-penangkaran-ratusan-hiu-mati-yang-mendadak-di-karimunjawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke