Salin Artikel

Pria Lulusan SMP Ini Bikin Replika "Supercar" Seharga Ratusan Juta Rupiah

Jumat siang, saat suasana panas terlihat dua orang mengambil sejumlah selang untuk memasang AC mobil yang bentuknya mirip supercar Lamborgini Aventador. Dua orang lainnya tengah mengeset transmisi mundur yang belum berfungsi.

Sebuah gambar sketsa mobil Lamborgini Aventador terpasang di dinding bengkel. Hal itu untuk memudahkan pekerja membuat body kendaraan. Selain terlihat sebuah miniatur mobil supercar Lamborgini Aventador di dekat para pekerja.

Pemilik benkel 'High Class Auto Custom' Suharyanto, mengatakan sebuah mobil mitsubishi galant tahun 2000 milik warga Sleman ini tengah diubah mirip supercar. Saat ini sudah 85 persen dari total pengerjaan. Dia memperkirakan dua bulan lagi mobil itu sudah bisa diserahkan kepada pemiliknya.

"Mungin habis lebaran sudah selesai semua," katanya ditemui Kompas.com di bengkelnya Jumat (26/4/2019).

Seluruh pengerjaan dilakukan Suharyanto ditemani empat orang pekerja. Ia membutuhkan waktu sekitar 10 bulan untuk mengerjakan sebuah mobil. Seluruh bodi mobil dibuat sendiri menggunakan galvalum hingga fiber. Bahkan detail mobil seperti bagian spion dibuat oleh tangan trampil pria lulusan SMP ini.

Untuk membuat replika, dia mencontoh gambar yang diperoleh dari internet dan juga melihat langsung mobil yang akan dia replika.

"Kalau bikin di sini (Gunungkidul) sudah dua sejak tahun 2017 lalu. Tidak ada kesulitan untuk membuat mobil. Hanya mungkin waktunya ya," katanya.

Dirinya hanya membuat body dan interior mobil. Untuk velg dan variasi lainnya diserahkan kepada pemiliknya. Untuk mobil Mitsubishi Galant yang sedang dikerjakan, sang pemilik menambahkan air suspension.

Sementara mesin yang awalnya berada di depan, diubah ke belakang mirip aslinya. Untuk mencegah terkena pasal hak cipta, dirinya tidak memasang logo mobil supercar.

Belajar Otodidak

Dia menceritakan tak pernah mendapatkan pelajaran secara formal. Sejak lulus SMP Muhhamadiyah Playen, Suharyanto bekerja dari bengkel satu ke bengkel yang lainnya.

Awalnya ia membuat mobil modifikasi saat masih bekerja di sebuah bengkel modifikasi di Yogyakarta, sekitar tahun 2000. Saat itu dirinya mengubah sebuah mobil sedan jenis Mitsubishi Evo 4  menjadi mobil eropa BMW.

"Saat itu menang kontes, hasil mengubah Mitsubishi EVO 4 menjadi BMW,"ujarnya.

Setelah tiga tahun bekerja, dirinya memutuskan pindah ke beberapa bengkel di Yogyakarta, sampai akhirnya pindah ke Jawa Barat. Dengan keahliannya membuat mobil custom, ia memberanikan diri membuka bengkel sendiri di tanah kelahirannya. Meski dia masih sering balik ke Bandung untuk mengerjakan mobil di bengkelnya yang lama, namun saat ini dia lebih fokus mengerjakan garapan di bengkel miliknya.

Dengan berbekal relasi dan teman tak sulit bagi pria kelahiran tahun 1976 ini mendapatkan order modifikasi.

"Tidak ada promosi, tetapi sudah banyak yang ingin membuat kendaraan di sini,"ucapnya.

Untuk sebuah mobil dengan silinder 6 seperti Mitsubishi Galant dirinya mematok harga Rp 350 juta, namun untuk mesin lainnya disesuaikan dengan kerumitan.

Kedepannya, Suharyanto mengaku belum memikirkan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Ia ingin fokus mengelola bengkel agar konsumen puas.

"Begini dulu saja. Yang penting konsumen puas,"pungkas bapak dua orang anak ini.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/26/16360161/pria-lulusan-smp-ini-bikin-replika-supercar-seharga-ratusan-juta-rupiah

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke