Salin Artikel

"Money Politics" di Bengkulu, Uang Yang Diterima antara Rp 25.000 hingga Rp 200.000

Beragam kisah politik uang berhasil diterima Kompas.com di Bengkulu. Politik uang biasanya diberikan dengan alasan uang saksi di TPS.

Ada pula sejumlah caleg memberikan uang langsung pada masyarakat walau tanpa iming-iming uang saksi.

Uang yang diberikan biasanya dengan sistem paket atau per orang caleg. Untuk paket misalnya satu kandidat Caleg DPR-RI berpasangan dengan DPD, uang yang diberikan beragam berkisar Rp 150 rbu hingga Rp 200 ribu per paket.

Selanjutnya, untuk harga per caleg di Bengkulu berkisar Rp 200 ribu untuk DPRD kabupaten/kota. Rp 50 ribu untuk DPRD tingkat provinsi dan Rp 25 ribu untuk DPR RI dan DPD.

Sebut saja AA (24) ia mengisahkan pada Kompas.com jika mendapatkan Rp 150 ribu dari dua Caleg DPR RI dan DPD RI.

"Saya gak kenal tapi karena dikasih uang ya saya coblos saja," jelasnya.

Ia tak bersedia namanya dituliskan, namun bersedia menceritakan pengalamannya pada Kompas.com.

Mohon jangan ditulis nama saya," sebutnya.

Galau terima uang dari caleg Beda

Untuk Caleg tingkat kabupaten, AA mengaku mendapatkan uang Rp 100 ribu pada H-3 pencoblosan. Namun saat hari H pencoblosan di TPS, ia dicegat rekannya untuk mencoblos caleg tingkat kabupaten dari partai dan nama berbeda.

"Tawarannya Rp 100 ribu, saya jadi ragu untuk milih calon yang udah ngasih dulu. Karena saya saat ini perlu uang. Namun saya ambil juga uangnya, dan coblos tawaran teman itu," kata dia.

Usai mencoblos ia merasa khawatir karena saat penghitungan, nama caleg pertama yang memberinya uang pada H-3 itu suaranya tidak muncul di penghitungan.

"Saya bingung juga nanti kalau suara caleg yang kasih uang pada H-3 tidak keluar atau tak penuhi target bisa ketahuan ini," ujarnya khawatir.

Tawaran politik uang dengan cara memberikan poto hasil coblosan juga diterimanya. Namun ia bersikeras menolak karena tidak boleh bawa ponsel ke dalam bilik suara.

Ia bercerita memiliki teman yang bertugas mencari orang yang belum menentukan pilihan saat di TPS.

"Teman saya itu disediakan sejumlah uang. Tugasnya cuma cari warga yang belum menentukan pilihan. Saat itu dia berikan pilihan dengan iming-iming uang sekitar Rp.100 ribu per orang," ujarnya.

AA mengakui tindakan yang dilakukannya sesungguhnya tidak benar. Namun, ia tak dapat menolak karena gencarnya sejumlah caleg mendatanginya memberikan sejumlah uang.

"Ini dialami banyak di semua teman-reman saya. Ada alasan keluarga, teman, jadi sulit kami menolaknya," demikian AA.

Sementara itu saat dikonfirmas Kompas.com, anggota Bawaslu Provinsi Bengkulu, Khalid Saifullah menyebutkan sejauh ini dugaan politik uang terjadi di lima kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Di Kabupaten Seluma, laporan masyarakat adanya dugaan politik uang terlapor Caleg Partai Gerindra.

Di Kabupaten Kepahiang laporan masyarakat terlapor adalah Caleg PKB, Kabupaten Rejang Lebong terlapor Caleg PKS, Kabupaten Bengkulu Utara terlapor Caleg Partai Golkar.

Sementara di Kota Bengkulu telah terjadi Operasi Tangkap Tangan (OTT) Caleg Partai Gerindra.

"Semua laporan saat ini sedang ditangani," demikian khalid.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/18/11263321/money-politics-di-bengkulu-uang-yang-diterima-antara-rp-25000-hingga-rp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke