Salin Artikel

Cerita Ahmad Fajar, Balita Penderita Gizi Buruk di Mojokerto

Selain tampak sangat kurus, badan balita itu juga kaku. Saking kurusnya, pada kedua kaki dan tangannya hanya nampak kulit yang menempel ke tulang.

Begitulah kondisi Ahmad Fajar, balita asal Dusun Jatikumpul, Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Sejak Selasa (9/4/2019), balita putri dari almarhum Yunita dan Rifai itu menjadi perbincangan banyak kalangan karena kondisinya yang memprihatinkan.

Dalam usianya yang hampir memasuki kepala 4, balita yang diasuh oleh neneknya, Asmiatun (49), berat badannya jauh di bawah kategori normal.

Untuk menangani Ahmad Fajar, pihak Pemkab Mojokerto pada Rabu (10/4/2019), membawa balita itu ke RSUD RA Basuni Mojokerto untuk dirawat intensif.

Sebelumnya, pada Rabu (10/4/2019) pagi, tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto melakukan pengecekan terhadap kondisi Fajar di rumahnya. Usai pengecekan, Ahmad Fajar selanjutnya dibawa ke rumah sakit milik Pemkab Mojokerto.

"Kalau melihat berat badan berdasarkan usia, anak ini memang kategori gizi buruk," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Susi Dwiharini, usai memeriksa dan membawa Ahmad Fajar ke RSUD RA Basuni Mojokerto.

Balita pada kisaran usia 4 tahun, lanjut dia, berat badan normal seharusnya sudah lebih dari 10 kilogram. Sementara berdasarkan pengukuran berat badan, Ahmad Fajar memiliki berat badan 5,5 Kilogram.

Susi Dwiharini mengatakan, untuk menangani masalah gizi yang diderita Fajar, pihaknya harus membawa balita itu ke rumah sakit. Itu diperlukan untuk memudahkan dan mempercepat langkah perbaikan gizi Ahmad Fajar.

"Dalam kasus ini ternyata, secara pemeriksaan klinis itu kan kita lihat ada penyakit penyertanya, ada kelainan pada anak Fajar ini. Jadi, harus kita tanggulangi dulu penyakitnya," kata dia.

Terkait jenis penyakit apa yang sedang diderita Ahmad Fajar, Susi Dwiharini mengatakan masih menunggu hasil diagnosa tim medis dari RSUD RA Basuni Kabupaten Mojokerto.

"Nah, untuk kelainan itu kami kan tidak tahu dengan jelas, ya. Bukan kewenangan kita untuk menjelaskan diagnosa penyakitnya apa," ujar Susi Dwiharini.

Dalam usia hampir 4 tahun, Ahmad Fajar diketahui tidak bisa mengonsumsi jenis makanan kasar. Selama ini, balita itu hanya bisa diberi bubur atau susu.

"Kalau (dilihat) kasat mata kan, memang anak itu sudah tidak bisa makan makanan kasar, bisanya hanya minum susu sama makanan halus," ungkap Susi Dwiharini.

Asmiatun, nenek Ahmad Fajar mengungkapkan, dia merawat balita itu sejak ibunya meninggal dunia pada 2016 silam. Ahmad Fajar adalah putra kedua dari putrinya, Yunita.

Yunita, tutur Asmiatun, meninggal dunia akibat infeksi paru-paru saat Ahmad Fajar berusia 18 bulan. Sejak saat itu, dia bersama Jumbadi (54), suaminya yang merawat Ahmad Fajar dan kakaknya, Galih (12).

Sementara sang ayah dari anak tersebut, disebut jarang datang ke rumah. Sang ayah, disebut hanya sesekali datang menengok kedua anaknya sembari memberi uang untuk membeli susu.

Asmiatun mengatakan, kondisi kesehatan Ahmad Fajar mulai memburuk sejak ibunya meninggal dunia. Sebelumnya, cucu keduanya itu terlihat normal.

Selama merawat cucunya itu, Asmiatun mengaku hanya bisa memberi susu formula dan menyuapi dengan bubur. Selama dalam perawatannya, Ahmad Fajar tidak bisa mengonsumsi makanan kasar.

"Makannya ya makan bubur, sama susu," kata Asmiatun, saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Mojokerto, Selasa (9/4/2019).

Kedua kaki dan tangan Ahmad Fajar juga kaku. Hanya tubuh bagian leher yang bisa digerakkan, namun perlu disangga karena balita itu tidak mampu menyangga lehernya sendiri.

Kondisi itu, kata Asmiatun, terjadi sejak Ahmad Fajar berusia 18 bulan. Akibat keterbatasan biaya, Ahmad Fajar selama ini hanya dibawa berobat ke tempat terapi.

Tidak terdaftar BPJS

Meski kondisi gizi dan kesehatan Ahmad Fajar memprihatinkan, Asmiatun dan Jumbadi tak mampu membawa cucunya itu berobat ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan.

Penghasilan Jumbadi sebagai buruh tani dan pemulung hanya cukup untuk kebutuhan makan. Di sisi lain, Ahmad Fajar tidak terdaftar dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.

"Saya punya (BPJS), kalau Fajar enggak punya. Punya saya KIS, yang dari pemerintah," ungkap Asmiatun.

Pada Rabu (10/4/2019), Ahmad Fajar dibawa ke RSUD RA Basuni Kabupaten Mojokerto untuk menjalani perawatan intensif.

Camat Kemlagi, Tri Cahyo mengatakan, Ahmad Fajar diupayakan bisa dirawat sampai tuntas hingga gizi balita itu bisa diperbaiki.

Untuk pembiayaan, Tri Cahyo menyebut akan ditangani oleh Pemkab Mojokerto. "Biayanya kami pikirkan, itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Kami upayakan supaya dirawat sampai selesai," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/11/07111641/cerita-ahmad-fajar-balita-penderita-gizi-buruk-di-mojokerto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke