Hal itu terlihat dari semua sudut yang memang bersih, tidak berbau, dan bahkan cenderung wangi. Belum lagi pohon-pohon yang tumbuh di sekeliling gedung, yang menjadikan suasana RSJ Surakarta teduh dan asri.
Bayangan tentang kondisi rumah sakit jiwa yang dipenuhi dengan kekacauan, kondisi kotor, atau bangsal perawatan yang tidak manusiawi, seperti yang digambarkan dalam beberapa film, seketika lenyap dan berubah.
Kompas.com berkesempatan untuk berkunjung dan melihat-lihat suasana Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin di Jalan Ki Hajar Dewantara, Jebres, Surakarta pada Rabu (20/3/2019) pagi.
Ditemani salah satu staf humas, Lidya Christyana Adi, Kompas.com diajak berkeliling dan melihat-lihat fasilitas juga suasana di dalam RSJ.
Kebersihan sangat terjaga, meskipun di sini tertampung lebih dari 200 pasien dengan beragam gangguan kejiwaan mulai ringan hingga berat.
Pasien yang masih dalam kondisi akut, akan dimandikan setiap harinya oleh petugas. Pun jika mereka membuang kotoran tidak di tempatnya, petugaslah yang akan bertanggung jawab untuk membereskannya.
Bahkan, saat kita berjalan di lorong-lorongnya kadang tercium bau wangi karbol. Hampir tidak ditemui adanya masalah untuk perkara kebersihan lingkungan.
Rumah sakit yang terletak di tepian timur Kota Surakarta ini sangat terlihat tenang saat kami berkunjung. Tidak ada kekacauan, atau keributan yang terjadi seperti yang dibayangkan banyak orang dari sejumlah film.
Mungkin, karena memang saat kami berkunjung sedang tidak ada kegiatan di luar ruangan, semua pasien ada di dalam bangsal perawatannya masing-masing.
Batasan jam besuk juga diterapkan dengan baik di sini, sehingga tidak ada pengunjung yang berlalu lalang di rumah sakit. Jika ada yang lewat atau mondar-mandir, itu merupakan mereka yang memang bertugas atau masyarakat yang sedang mengantre obat.
Sesekali, terlihat pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dan diajak berkeliling oleh dokter jiwa yang menanganinya.
Menurut Lidya, pasien itu adalah yang sudah dalam keadaan tenang dan sudah stabil.
Suasana tenang juga semakin didukung dengan banyaknya pohon dan taman di beberapa sudut rumah sakit.
Lapangan tenis terletak di bagian belakang rumah sakit, berdekatan dengan gedung asrama. Sementara GOR terletak di bagian timur.
Lidya, menyebut fasilitas-fasilitas itu bisa digunakan oleh semua warga RSJ, tidak hanya para petugas, tapi juga para pasien.
"Setiap hari tertentu, mereka juga biasanya jogging bersama-sama," kata Lidya.
Tidak ada ruangan sempit berisi belasan atau puluhan orang yang dikunci di dalamnya seperti narapidana di ruang tahanan.
Pasien-pasien ini ada di ruangan yang luas, satu ruangan dengan para dokter juga suster yang menanganinya. Mereka hanya dipisahkan oleh sebuah pintu kecil yang dikunci.
"Tapi mereka bisa dibukakan pintu dan masuk ke sini (nurse station) kok," kata Lidya.
Memang saat itu terdapat tiga-empat orang pasien yang ada di ruangan yang sama dengan kami. Ada yang hanya duduk diam, ada yang tidur, ada juga yang sedang berbincang dengan petugas, meskipun tidak jelas arah perbincangannya.
"Perawat dan dokter ada di satu ruangan dengan pasien, mereka kan mengawasi perkembangan pasien-pasien ini. Jadi harus berinteraksi langsung," tuturnya.
Namun, untuk alasan privasi, kami dilarang mendokumentasikan kegiatan pasien di bangsal beserta para petugas di sana.
Sepanjang perjalanan mengelilingi RSJ ini, kami pun beberapa kali disapa oleh para pasien yang ada di dalam ruangan.
"How are you?" kata salah satu pasien menyapa kami dengan bahasa Inggris yang kemudian dilanjutkan dengan kalimat yang tidak bisa kami pahami.
"Assalamualaikum," kata yang lain sambil tersenyum lebar.
Kami pun menjawab, dan menurut Lidya mereka memang harus ditanggapi, tapi tidak usah berlebihan, seperlunya saja.
Berkeliling rumah sakit ini, ternyata cukup untuk membuat kita berkeringat, karena cukup luas. Setidaknya 20-30 menit waktu dibutuhkan untuk berkeliling dan melihat-lihat apa yang ada di rumah sakit ini.
https://regional.kompas.com/read/2019/03/21/14254421/berkeliling-rsj-surakarta-bagaimana-suasana-di-dalamnya