Salin Artikel

Sudah Mendunia, Kerajinan Kayu Fosil Lebak Berpotensi Jadi Wisata Baru

Kabupaten terluas di Banten ini juga memiliki sentra perajin kayu fosil yang bisa jadi alternatif wisata.

Lokasi perajin batu sempur atau kayu fosil bisa ditemukan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak. Tapi paling banyak berada di Desa Sajira Mekar, Kecamatan Sajira.

Di desa ini setidaknya terdapat belasan tempat produksi berbentuk CV, lokasinya tidak berjauhan lantaran pemiliknya sebagian besar masih berkerabat satu sama lain.

Salah satu pemilik tempat produk kerajinan kayu fosil adalah Haji Bukhori. Tempat produk kerajinannya merupakan salah satu yang tertua lantaran sudah ada sejak tahun 1972 atau sudah berdiri hampir 50 tahun.

"Dulu masih belum banyak perajin di sini, hanya kakek saya dan beberapa tetangga saja, itu pun kayu fosil hanya dijual dalam bentuk bongkahan saja untuk pajangan dinding," kata Bukhori saat ditemui Kompas.com di Sajira Mekar, Rabu (20/3/2019).

Awal mula munculnya sentra kerajinan batu fosil di sini, kata Bukhori, adalah saat salah satu warga negara Perancis mengunjungi Sajira. Saat itu, menurut cerita yang didapat Bukhori dari kakeknya, warga Perancis tersebut meminta dibuatkan furnitur dari bahan fosil.

"Dulu alatnya belum secanggih sekarang, sebagaian besar masih dikirim ke Bandung dalam bentuk bongkahan, tapi pelan-pelan ternyata bisa bikin, mulailah dari sana," kata dia.

Hingga saat ini, banyak pesanan kayu fosil yang sudah diolah menjadi berbagai macam-macam bentuk, mulai dari kursi, meja, tempat buah, asbak, pajangan hingga cinderamata.

Sebagian besar pembelinya masih berasal dari Bali atas pesanan dari luar negeri.

"Pesanan untuk diimpor ke sejumlah negara seperti China, Korea bahkan Amerika Serikat, tapi dikirim melalui Bali," kata Bukhori.

Sementara pembeli dari Jakarta biasanya hanya membeli dalam jumlah satuan. Mereka datang untuk mampir saat tengah berwisata ke Kabupaten Lebak.

"Kalau dari Jakarta, Bogor beli satuan saja seperti asbak, atau pajangan dinding yang kecil-kecil, harganya mulai dari Rp 10.000 hingga 200.000 per kilogram," kata dia.

Bersama 10 karyawannya, Bukhori bisa memproduksi hingga tujuh ton bahan baku kayu fosil dengan keuntungan rata-rata mencapai Rp 50 juta.

Bukhori mengatakan, kayu fosil yang berada di Kabupaten Lebak dikenal sebagai salah satu perajinan terbaik. Buktinya, kata dia, hampir seluruh perajin di Sukabumi dan Bandung mengambil bahan baku dari Kabupaten Lebak.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin mengatakan, sentra produksi kerajinan fosil di Sajira berpotensi menjadi tujuan wisata di Kabupaten Lebak.

"Kita sering libatkan dalam pameran-pameran, supaya wisatawan tahu jika ada sentra produksi kerajinan fosil di Kabupaten Lebak," kata Imam saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (20/3/2019).

Ke depan, kata dia, sentra produksi fosil ini akan dimasukkan ke rute wisata one day trip di Kabupaten Lebak bersama dengan bekas pertambangan batu Kalimaya yang juga berada di Kecamatan Sajira.

"Saat ini sedang kita godok, nanti kerja sama dengan agen travel untuk memandu ke sana," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/20/16504711/sudah-mendunia-kerajinan-kayu-fosil-lebak-berpotensi-jadi-wisata-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke