Salin Artikel

5 Fakta Longsor Tambang Emas di Sulut, 37 Penambang Diduga Masih Tertimbun hingga Kekurangan Kantong Jenazah

KOMPAS.com - Bencana longsor terjadi di lokasi tambang ilegal di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (26/2/2019).

Sebanyak 23 penambang berhasil diselamatkan oleh petugas. Diduga 37 orang masih tertimbun longsor.

Menurut tim SAR, proses pencarian terkendala lokasi longsor yang ekstrim dan keterbatasan alat.

Hingga saat ini petugas dari tim SAR gabungan masih berusaha melakukan pencarian korban di lokasi longsor.

Baca fakta selengkapnya berikut ini: 

Puluhan penambang emas tanpa izin (Peti) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, tertimbun longsor, Selasa (26/2/2019) pukul 21.00 Wita.

Sebagian penambang ditemukan selamat saat dievakuasi. Satu orang meninggal, sedangkan sisanya masih belum ditemukan. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

"Pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini dengan menggunakan sistem manual karena masih banyak longsoran-longsoran bebatuan. Jadi kami menggunakan sistem manual untuk menembus aksesnya," ujar Rusmadi.

Rusmadi menambahkan, jumlah yang tertimbun di dalam tambang masih simpang siur.
"Menurut informasi terakhir, ada sekitar 40-an orang," tambahnya.

Sudah 23 korban longsor tambang emas di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, berhasil dievakuasi.Dari jumlah itu, 19 orang selamat, 4 meninggal dunia.

"Hingga pukul 18.00 Wita, sebanyak 23 orang korban berhasil dievakuasi, di mana 4 orang meninggal dunia dan 19 orang selamat dalam kondisi luka ringan dan luka berat. Diperkirakan sekitar 37 orang masih tertimbun longsor," kata Humas Basarnas Manado, Feri Ariyanto, seperti dikutip dari rilis tertulis, Rabu (27/2/2019) malam.

Proses evakuasi dilakukan oleh Tim SAR gabungan, dari BPBD Bolmong, TNI, Polri, Basarnas, SKPD terkait, relawan dan masyarakat.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian para korban penambang emas tanpa izin yang tertimbun longsor.

Humas Basarnas Manado, Feri Ariyanto, mengatakan, pencarian terkendala medan longsor yang sulit ditembus.

"Pencarian saat ini masih berlanjut oleh tim yang ada di lapangan. Yang menjadi kendala, medan untuk menembus ke titik longsor sangat sulit. Jadi, perlu perlahan-lahan membuang bahan material longsoran," kata Feri.

Diperkirakan masih terdapat puluhan korban terjebak di dalam reruntuhan lubang galian tambang.

"Sesuai informasi, di dalam lubang tambang ada sekitar 60 orang yang tertimbun, bahkan lebih. Keterangan ini berdasarkan teman-teman korban penambang, dan berbagai pihak di lingkaran tambang," ujar dia.

Informasi yang didapat, longsornya tambang tersebut karena tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil dan banyaknya lubang galian tambang. Saat itu, puluhan warga sedang menambang emas di lokasi tersebut.

Proses evakuasi dilakukan oleh Tim SAR gabungan, dari BPBD Bolmong, TNI, Polri, Basarnas, SKPD terkait, relawan dan masyarakat.

"Pencarian dilakukan secara manual karena kondisi medan berada pada lereng dengan kemiringan cukup curam," kata Feri Yanto.

Untuk personil Tim SAR gabungan sebelumnya berjumlah 20 orang. Saat ini, mendapat tenaga tambahan dari Polres Kotamobagu dan Kompi Brimob Inuai Bolmong sebanyak 60 personil.

Ia menambahkan, petugas SAR masih akan berdatangan untuk membantu evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah kantong mayat," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/28/16405571/5-fakta-longsor-tambang-emas-di-sulut-37-penambang-diduga-masih-tertimbun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke