Salin Artikel

Tarif Kargo Pesawat Naik 300 Persen, Ekspor Ikan Tuna ke Pasar Internasional Distop

BANDA ACEH, KOMPAS.com- UD Nagata Tuna, satu-satunya eksportir ikan tuna hasil tangkapan nelayan tradisional Aceh yang memasok ke sejumlah pasar internasional terpaksa harus menghentikan pengiriman produknya sejak awal 2019.

Pasalnya, biaya kargo mengalami kenaikan harga hingga mencapai 300 persen.

“Sejak Januari 2019 kami terpaksa harus menyetop ekspor tuna ke Jepang, Thailand, dan Singapura karena biaya kargo naik 300 persen sejak Januari 2019,” keluh Muslim, pemilik usaha UD Nagata Tuna saat dijumpai di lokasi pabrik pengolahan ikan tuna, di Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.

Muslim menyebutkan, sebelum mengalami kenaikan, sejak tahun 2013, harga pengiriman kargo pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda ke Jepang ongkosnya hanya Rp 22 ribu per kilogram.

 Namun, sejak Januari 2019 harga kargo naik menjadi Rp 60 ribu.

“Naiknya besar sekali, sehingga pengiriman terpaksa harus kami stop, tidak dapat disiasati, karena harga jual tidak sesuai setelah harga kargo naik,” katanya.

Dampak dari kenaikan harga jasa pengiriman via kargo pesawat Garuda Indonesia, Muslim pun terpaksa harus memberhentikan 4 orang tenaga kerja lokal yang selama ini melakukan pengolahan ikan tuna untuk diekspor ke sejumlah pasar internasional.

“Dampaknya banyak sekali, 4 orang tenaga kerja pengolahan ikan ekspor harus dirumahkan sementara, belum lagi biaya operasional dan pabrik pengolahan yang harus kami keluarkan biaya rutin,” sebutnya.

Untuk mempertahankan usaha dirintis Muslim sejak tahun 2012 lalu, saat ini pengiriman ikan tuna hanya dilakukan ke Malaysia dengan harga dan permintaan yang sangat terbatas.

Pengiriman dilakukan dengan menggunakan jasa kargo pesawat AirAsia yang tidak mengalami kenaikan tarif kargo.

“Sekarang kami hanya ke Malaysia dengan menggunakan kargo pesawat swasta, biaya pengiriman tidak naik, tapi permintaan dan harganya terbatas tidak sama dengan pasarnya Jepang, kalau ke Jepang pengiriman tanpa batas,” sebutnya.

Selain menjaga permintaan pasar ikan tuna hasil tangkapan nelayan tradisional ke Malaysia, Muslim kini juga mulai mengirimkan berbagai jenis ikan kecil seperti tongkol dan sejenisnya ke pasar domestik yaitu Medan dan Jakarta dengan menggunakan jasa pengiriman jalur darat.

“Sudah dua bulan ini kami juga mulai melakukan pengiriman ikan tongkol dan sejenisnya ke Medan dan Jakarta dengan menggunakan jasa angkutan darat, sehingga usaha ini tetap jalan," katanya.

Muslim mengaku tidak mengatahui pasti penyebab kenaikan harga kargo pesawat Garuda Indonesia yang merupakan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, karena kargo pesawat swasta lainnya tidak mengalami kenaikan tarif kargo.

“Saya tidak tahu penyebab kenaikan tarif, padahal milik BUMN, sementara airlines swasta tidak naik tarif. Tapi untuk jasa kargo airlines swasta tidak ada yang langsung dari Banda Aceh ke Jepang, Thailand, dan Singapura, sehingga pengiriman tidak dapat kami lakukan lagi,” jelasnya.

Muslim berharap, pemerintah untuk dapat mendukung usaha eksportir ikan tuna dari Aceh langsung ke pasar internasional.

Apalagi, pesawat Garuda Indonesia yang seharusnya memeberikan perlakuan istimewa untuk rakyat Aceh.

“Seharusnya Garuda dapat memberikan tarif istimewa untuk orang Aceh, karena cikal bakal Garuda itu merupakan sumbangan rakyat Aceh,” sebutnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi kenaikan tarif kargo luar negeri ke Kantor Pusat Operasional Garuda Indonesia di Batoh, Banda Aceh, General Manager, Hedi Latif sedang berada di luar dan tidak dapat dihubungi.

“Pak GM sedang ada rapat di luar, nomornya saya tidak aktif, tadi pagi rapat di dalam lantai dua, kemudian sekarang rapat lagi di luar,” kata Jihan, Sekretaris General Majager Hedi Latif saat ditemui di Kantor Operasional Garuda Indonesia di Batoh Banda Aceh, Kamis (21/02/2019). 

https://regional.kompas.com/read/2019/02/21/13334701/tarif-kargo-pesawat-naik-300-persen-ekspor-ikan-tuna-ke-pasar-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke