Salin Artikel

Budayawan Romo Benny: Kita Mengalami Krisis Etika Politik

Pernyataan itu disampaikan Romo Benny, saat ditemui Kompas.com, di sela kegiatan Dialog Kebangsaan dalam rangka kegiatan Jelajah Kebangsaan di Stasiun Kereta Api Jombang Jawa Timur, Rabu (20/2/2019) petang.

Menurut budayawan yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan ini, hiruk pikuk menjelang Pemilu 2019, sudah menjauh dari kultur politik bangsa Indonesia. "Yang terjadi saat ini politik tanpa sopan santun, politik tanpa keadaban," katanya.

Romo Benny menjelaskan, Indonesia sedang mengalami kemerosotan kultur dan budaya politik akibat ulah elit politik. Etika berpolitik sudah mulai ditanggalkan sehingga yang terjadi saat ini adalah politik tanpa keadaban.

"Karena apa, karena elit politik menggunakan kata-kata yang tidak sewajarnya dikatakan, seperti menyebut nama binatang, membunuh karakter, kemudian menghancurkan," ujarnya.

Situasi saat ini, lanjut Romo Benny, berbanding terbalik dengan situasi menjelang kemerdekaan hingga masa-masa awal kemerdekaan Indonesia di proklamirkan.

Romo Benny pun mengungkit pengalaman berpolitik para tokoh pendiri Negara Indonesia. Meski kerap terjadi perdebatan antara Tan Malaka, Syahrir, Sukarno, Hatta, bahkan tokoh-tokoh besar lainnya tentang bagaimana membangun Republik Indonesia, etika dan keadaban tetap dipegang.

Para tokoh pendiri bangsa tersebut, tuturnya, memiliki pandangan yang tidak sama tentang bagaimana membangun Indonesia. "Mereka berdebat, adu konsep, saling adu gagasan. Tetapi etika politik masih dipegang," ujar Romo Benny.

"Tetapi pada tahap berikutnya, saat ini kita mengalami krisis. Krisis etika politik karena apa, etika politik tidak dijadikan sebuah kewajiban," sesal Rohaniawan asal Malang Jawa Timur ini.

Krisis etika politik yang dimaksud Romo Benny, saat ini sudah terasa dampaknya. Hal itu terasa dengan menguatnya politik identitas, kebohongan yang massif.

Dalam situasi ini, lanjutnya, rakyat Indonesia mengalami situasi yang tidak menyenangkan, baik secara politik maupun secara sosiologis.

Secara politik, jelas Romo Benny, terjadi pembelahan, adu domba, serta tanpa wawasan. Sedangkan secara sosiologis, masyarakat terpecah-pecah dan mudah diliputi kecurigaan.

"Kita sedang menghadapi situasi dimana masyarakat tidak mendapatkan gagasan, tidak mendapatkan sebuah program yang jelas karena perdebatannya ecek-ecek. Lebih kepada pribadi, penghancuran kepada karakter pribadi," kata Romo Benny.

Untuk mentralisir itu semua, jelasnya, diperlukan kesadaran kritis masyarakat. Baca, teliti dan fahami, menjadi kunci agar masyarakat tidak mudah dibohongi dengan isu ataupun info yang tidak jelas.

"Kalau ada pemimpin yang menyebarkan hoaks, kebohongan, benci yang muluk-muluk, berkata tidak benar, segera di delete dan tidak perlu diviralkan dan kemudian rakyat membuat perlawanan," tutup Romo Benny.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/21/11000051/budayawan-romo-benny--kita-mengalami-krisis-etika-politik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke