Salin Artikel

Fakta Kasus DBD di NTT, Jumlah Penderita Terus Bertambah hingga 24 Orang Meninggal

KOMPAS.com - Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka telah merenggut dua nyawa. Selain itu, Dinas kesehatan Kabupaten Sikka mencatat 102 orang dirawat di rumah sakit karena DBD.

Petugas kesehatan setempat mengajak masyarakat untuk melakukan 4 M Plus, yaitu menutup, menguras, mengubur, dan memantau jentik nyamuk.

Total jumlah penderita di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 2.291 orang, 24 diantaranya meninggal dunia. 

Berikut ini fakta lengkap kasus DBD di Sikka dan di Nusa Tenggara Timur:

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, sejak Januari 2019, jumlah penderita DBD terus bertambah.

"Dari Januari sampai hari ini, kasus DBD di Sikka bertambah jadi 102. Januari ada 65 dan Februari ada 37," kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Maria BS Nenu, kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (18/2/2019).

"Yang meninggal anak usia 11 tahun dari Kecamatan Paga dan anak 8 bulan dari Kecamatan Alok," tambahnya.

Maria BS Benu mengatakan, dalam menangani DBD, masyarakat harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 4 M plus, yaitu menutup, mengubur, menguras, dan memantau jentik.

Hal itu dilakukan oleh juru pemantau jentik orang dalam rumah bukan oleh tenaga kesehatan. Petugas kesehatan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).

Dia mengatakan, pemberdayaan masyarakat dalam memerangi DBD harus terlaksana digerakkan oleh RT/RW, kades, lurah, dan camat.

"Tidak hanya koordinasi saja. Rapat-rapat terus. Dan itu harus menjadi pola hidup yang terus menerus dilakukan," terangnya.

Kadis Maria menambahkan, selama ini pihaknya fokus melakukan fogging pada 26 lokasi di Kabupaten Sikka.

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diego mengatakan, pemerintah bersama stakeholders lainnya harus melakukan upaya pencegahan atau tindakan kuratif dalam mencegah DBD.

"Kami sudah keluarkan instruksi agar semua stakeholders melakukan upaya-upaya pencegahan dini. Di seluruh instansi kami sudah lakukan sistem peringatan dini. Kepada seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara), camat, lurah, dan kepala desa agar selalu senantiasa menjaga kebersihan lingkungan masing-masing," jelas Roberto kepada wartawan, Senin (4/2/2019).

"Harapannya, kasus DBD ini tidak bertambah dari waktu ke waktu. Mari kita sama-sama cegah DBD dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar," tambah Roberto.

Angka penderita demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), hingga Senin (18/2/2019) sore, mencapai 2.291 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Domi Mere, mengatakan, angka tersebut meningkat pesat jika dibandingkan dengan data pada Senin (4/2/2019) lalu yang berjumlah 1.563 orang.

"Selain 2.291 orang, jumlah korban yang meninggal hingga hari ini mencapai 24 orang," kata Domi kepada Kompas.com, di ruang DPRD NTT, Senin sore.

Domi menyebut, jumlah penderita DBD terbanyak berada di Kabupaten Manggarai Barat yakni sebanyak 428 orang dan dua diantaranya meninggal.

Menurut Domi, penderita DBD hingga saat ini menyebar di seluruh NTT yakni 21 kabupaten dan 1 kota.

Kondisi itu berbeda, dengan sebelumnya yang hanya menyebar di 16 kabupaten dan 1 kota saja.

"Kami saat ini terus lakukan koordinasi dengan melibatkan semua komponen masyarakat agar segera melakukan kegiatan kebersihan lingkungan,"tutupnya.

Sumber: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere/Nansianus Taris)

https://regional.kompas.com/read/2019/02/19/15290231/fakta-kasus-dbd-di-ntt-jumlah-penderita-terus-bertambah-hingga-24-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke