Salin Artikel

6 Fakta Wabah Anjing Rabies di NTB, Enam Meninggal di Dompu hingga Ciri Manusia dan Anjing Terjangkit Rabies

KOMPAS.com - Kasus gigitan anjing rabies di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), semakin meluas. Menurut Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan NTB, kasus rabies mulai merambah Sumbawa dan Bima.

Sementara itu, hingga Selasa (12/2/2019), total korban serangan anjing gila di wilayah Dompu mencapai 619 orang. Enam orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Kondisi tersebut membuat Bupati Dompu, Drs Bambang M Yasin menyatakan wabang anjing rabies di wilayah Dompu merupakan Kejadian Luar Biasaa (KLB).

Berikut ini fakta lengkapnya:

Kasus gigitan anjing yang terjadi di Kabupaten Dompu, NTB, sejak sebulan terakhir meluas ke dua kabupaten tetangganya yaitu Sumbawa dan Bima.

Berdasar pengamatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, kasus rabies juga mulai ditemukan di Kabupaten Sumbawa. Petugas mencatat, sebanyak 19 orang menjadi korban gigitan anjing, per tanggal 31 Januari 2019.

Dari uji laboratorium sampel otak hewan penggigit oleh Balai Besar Veteriner (BBV) Denpasar, hewan tersebut positif rabies.

"Hasil pemeriksaan diketahui bahwa anjing tersebut terinfeksi rabies," terang Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Budi Septiani, melalui rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (17/2/2019).

Sementara itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB mencatat, hingga 16 Februari 2019, sebanyak 14 warga Bima menjadi korban gigitan anjing yang dilaporkan dan telah mendapatkan VAR.

Jumlah korban gigitan terbanyak di Kecamatan Donggo dan Kecamatan Sanggar, masing-masing sebanyak 5 orang.

Jumlah korban meninggal dunia akibat gigitan anjing gila di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi enam orang.

Sementara itu, kasus warga yang digigit juga terus bertambah. Hingga Selasa (12/2/2019), total korban serangan anjing gila di wilayah itu sudah mencapai 619 orang.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Zaenal Arifin.

"Data sampai saat ini total korban gigitan anjing sudah 619 orang. Angka kematian jadi enam orang, lima orang di Kecamatan Kempo dan satu orang di Banggo Menggelewa. Korban itu semuanya kasus gigitan lama," kata Zaenal.

Pemerintah daerah Dompu mengambil langkah serius dengan melakukan eliminasi. Bahkan, guna memutuskan rantai ini, warga juga dilibatkan untuk membasmi anjing-anjing yang diduga menyebarkan virus rabies.

Eliminasi anjing yang tak bertuan ini dilakukan dengan cara ditembak dan diberi racun. Sedangkan anjing peliharaan terus diberikan vaksinasi.

"Sampai saat ini jumlah anjing yang telah dieliminasi sebanyak 1.078 ekor yang tak bertuan yang kami duga mengandung rabies. Itu jumlah yang dicampur oleh laporan mandiri dari masyarakat. Untuk jangka panjang kami terus memberikan vaksinasi," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Zaenal Arifin, Selasa (12/2/2019).

Bupati Dompu Drs Bambang M Yasin mengerahkan tim pembasmi anjing liar dan anjing gila untuk mencegah penyebaran wabah rabies yang saat ini mengancam wilayah setempat.

Bambang menambahkan, pemerintah telah menetapkan Dompu sebagai daerah dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.

Penetapan KLB ini menyusul banyak kasus gigitan anjing di Dompu. Menurut Bambang, populasi anjing liar di wilayahnya terbilang cukup tinggi.

"Berdasarkan keterangan dari Direktorat Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, populasi anjing di Kabupaten Dompu sudah mencapai 27.000 ekor atau 10 persen dari jumlah penduduk," sebutnya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTB, Zainul Arifin menyebutkan, masyarakat harus mengetahui bagaimana mengetahui ciri-ciri anjing rabies dan mereka yang terkena gigitannya.

Saat digigit anjing terinfeksi rabies, setiap orang memiliki ciri-ciri yang berbeda, tergantung tempat luka gigitan.

Selain itu juga tergantung luasnya gigitan, apakah gigitannya luas atau hanya sedikit dan juga tergantung dalamnya gigitan, apakah dalam atau hanya tergores.

Akan tetapi, secara garis besar rentang waktu sejak digigit sampai timbul gejala-gejala rabies itu antara 2 minggu sampai 2 tahun, tapi biasanya 1 sampai 2 bulan.

Ciri-ciri yang muncul pada manusia yang terinfeksi rabies, adalah gaduh, gelisah, takut cahaya, takut air, khas takut air. Melihat air, orang yang terinfeksi rabies sangat ketakutan, kecenderungannya marah marah.

"Secara periodik awalnya tenang, marah-marah, tenang lagi, marah lagi dan gejalanya semakin sempit, kalau dia marah marah terus, gaduh, gelisah terus itu tandanya stadium terminal, akan meninggal, itu tipe yang gelisah" jelasnya.

Seekor anjing yang terkena rabies akan memunculkan dua tipe. Pertama tipe diam, yaitu anjingnya diam saja tiba-tiba ada orang lewat digigit. Lalu kedua adalah tipe yang gelisah. Anjing tipe ini semua dimakan. 

"Kaleng dimakan, plastik dimakan yang bukan makanannya dimakannya, itu sudah ciri ciri anjing rabies, kita hindari atau kalau seperti itu dibunuh saja," kata Dr Zainul Arifin. 

Zainul juga menjelaskan, secara teori, manusia bisa saja menularkan rabies pada manusia jika manusia yang terinfeksi rabies menggigit. Tetapi, belum pernah ditemukan kasusnya.

"Jadi, kalau ada luka, luka itu terkena liurnya atau dia menggigit, orang yang tergigit bisa terinfeksi, secara teori bisa saja menular antarmanusia jika manusianya menggigit," katanya.

Pada keluarga atau petugas kesehatan yang merawat pasien rabies, harus ada perlindungan, baik perlindungan dengan vaksin atau pakaian sebagai perlindungan diri, jangan sampai terkena air liur anjing rabies. 

Sumber: KOMPAS.com (Fitri Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2019/02/18/15110401/6-fakta-wabah-anjing-rabies-di-ntb-enam-meninggal-di-dompu-hingga-ciri

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke