Salin Artikel

Jalan Panjang Khofifah Menuju Jatim 1

Kompas.com mencatat, setidaknya Khofifah harus bersabar selama 10 tahun untuk bisa "masuk" ke Gedung Negara Grahadi.

Khofifah sempat mencoba peruntungan menjadi gubernur Jatim melalui Pemilihan Kepala Daerah Jatim 2008. 

Saat itu Khofifah menggandeng pensiunan TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI (Purn) Mudjiono.

Saat itu, pasangan Khofifah-Mudjiono diusung 12 partai koalisi yakni, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan ditopang sejumlah partai politik lainnya yaitu PPNUI, PNI-Marhaen, Partai Merdeka, Partai Pelopor, PIB, PNBK, PKPI, PBR, PDS, PKPB, dan Partai Patriot.

Khofifah-Mudjiono berebut suara bersama empat pasangan Cagub- Cawagub lainnya di Pilkada Jatim, yaitu Sutjipto-Ridwan Hisjam, Soenarjo-Ali Maschan Moesa, Achmady-Suhartono, dan Soekarwo - Saifullah Yusuf.

Pilkada Jatim kala itu terpaksa dilakukan dua putaran karena dari lima pasangan calon peserta pilkada, tidak ada yang memperoleh lebih dari 30 persen suara.

Pada putaran kedua, Soekarwo-Saifullah mendapat 50,2 persen suara. Pasangan Khofifah-Mudjiono memperoleh 49,8 persen suara.

Pihak Khofifah menggugat hasil putaran kedua tersebut dan digelarlah Pilkada Jatim putaran ketiga di Kabupaten Sampang dan Bangkalan.

Hasil akhir, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf tetap menang dengan 50,11 persen suara, sedangkan Khofifah-Mudjiono memperoleh 49,89 persen suara.

Lima tahun setelahnya, Khofifah kembali menantang duet Soekarwo-Saifullah Yusuf dalam Pilkada Jatim 2013. Setelah gagal meraih kursi gubernur Jatim dengan menggandeng pensiunan TNI, di Pilkada 2013, Khofifah ganti memilih pendamping pensiunan Polri, yakni Irjen (Purn) Herman Sumawiredja.

Di Pilkada Jatim 2013, Khofifah nyaris tidak dapat mengikuti Pilkada setelah KPU Jawa Timur menyatakannya tidak memenuhi syarat sebagai pasangan Cagub dan Cawagub Jatim, hingga akhirnya keputusan KPU Jatim dianulir oleh KPU Pusat dan akhirnya Khofifah-Herman dapat mengikuti Pilkada Jatim dengan nomor urut 4.

Pilkada Jatim 2013 diikuti empat kontestan, selain Khofifah-Herman yang diusung PKB dan sejumlah partai nonparlemen, juga pasangan Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah yang diusung PDIP, Eggy Sudjana-Sihat dari jalur perseorangan.

Pasangan petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf diusung koalisi Partai Demokrat, PPP, Golkar, PAN, PKS, Gerindra, Hanura, PDS, PKNU, PBR, PBB, PNIM, PKDI, PDK, Partai Buruh, Merdeka, PPDI, PDB, PSI, PPPI, RepublikaN, PBN, PNBKI, PPI, PPRN, Barnas, PPIB, PIS, Partai Pelopor, dan Partai Patriot. 

Khofifah kembali kalah di Pilkada Jatim 2013. Pasangan petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf menang dari pasangan Khofifah-Herman dengan selisih 1.670.801 suara.

Dua kali kalah Pilkada Jatim, Khofifah tidak menyerah. Di Pilkada Jatim 2018, dia kembali maju sebagai calon gubernur Jatim. Kali ini dia menggandeng Emil Elistyanto Dardak, kepala daerah muda yang juga Bupati Trenggalek.

Diusung Partai Demokrat, Golkar, NasDem, PPP, PAN, dan Hanura, Khofifah menantang mantan seterunya di dua pilkada sebelumnya yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang dua periode sebelumnya menjadi wakil Soekarwo.

Diusung PDIP, Partai Gerindra, PKB, dan PKS, Gus Ipul didampingi cucu Soekarno, Puti Guntur Soekarno untuk menantang Khofifah-Emil di Pilkada Jatim.

Berdasarkan laporan hasil rekapitulasi suara dan hasil penghitungan suara Pilkada Jatim, Khofifah-Emil akhirnya memenangkan Pilkada Jatim dengan memperoleh persentase 53,55 persen dengan 10.465.218 suara.

Sementara itu, pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno memperoleh persentase sebesar 46,45 persen dengan 9.076.014 suara.


Khofifah-Emil resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu sore.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/13/16224791/jalan-panjang-khofifah-menuju-jatim-1

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke