Salin Artikel

Alasan UNS Bangun Kelenteng di Dalam Kampus...

Sebelumnya, UNS telah mempunyai tempat ibadah lain, yaitu masjid, gereja, vihara, dan pura yang terletak dalam satu kompleks yang saling berdekatan. Kompleks tersebut diberi nama "Kawasan Pancasila".

Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, dengan dibangunnya kelenteng di dalam kampus, diharapkan UNS dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan menghargai keberagaman yang ada.

"Kami ingin mewujudnya UNS sebagai Kampus Benteng Pancasila," kata Ravik kepada Kompas.com, Selasa (5/2/2019).

Ravik menuturkan, kampus merupakan diorama dari bentuk negara, di mana di dalamnya juga terdapat struktur organisasi baik dari penyusun kebijakan, pelaksana kebijakan dan pengawas kebijakan.

Hal tersebut menjadikan perlu adanya keteraturan sosial yang berdampak pada perilaku yang berkembang di lingkungan kampus.

"Struktur organisasi kampus dibentuk sebagaimana masyarakat bernegara agar ada keteraturan sosial. Perilaku masyarakat kampus punya kemiripan dengan perilaku masyarakat dalam negara," ujar dia.

Keberagaman

Selain itu, Ravik menambahkan, pembangunan kelenteng ini sebagai salah satu wujud kampus UNS menghargai keberagaman dari berbagai agama, suku, dan ras yang ada.

Mahasiswa UNS, lanjut dia, berasal dari 34 provinsi di Indonesia dan dari 36 negara asing.

Tak hanya itu, latar belakang agama dari civitas akademika UNS sendiri juga heterogen, yang berarti penganut masing-masing ajaran agama telah resmi ada di dalam kampus UNS.

Ravik menuturkan, selama ini sikap saling toleransi dan menghargai keberagamaan yang ada telah terlaksana dengan baik di lingkungan kampus yang telah berdiri sejak 1976 itu.

"Selama ini keberagaman di UNS tidak menimbulkan gesekan sosial baik secara horizontal maupun vertikal," kata dia.

Ravik menyampaikan, tingkat suprastruktur dan infrastruktur UNS menghargai kebinekaan dalam suasana kebersamaan juga terlihat dari keterlibatan semua elemen dalam pengelolaan aktivitas akademik yang berlangsung secara kondusif.

Kelenteng tersebut akan dibangun dengan ukuran 10 x10 meter persegi, dengan anggaran bersumber dari Komunitas Tionghoa Solo sebesar Rp 700 juta.

Pembangunan kelenteng ini nantinya tak hanya dimanfaatkan untuk lingkup akivitas akademika saja, melainkan dapat digunakan oleh masyarakat umum.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/05/11450821/alasan-uns-bangun-kelenteng-di-dalam-kampus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke