Salin Artikel

Kisah Untoro Penyandang Disabilitas, Semangat Mengajar Anak-anak walau dengan Berbaring (2)

"Anak saya dulu ada dua yang belajar di sini selama sekolah dasar," kata Kepala Dukuh Klampok Margono, Rabu (30/1/2019).

Dia mengaku terkesan dengan pola pelajaran yang diberikan Mbah Un sebutan Untoro. Sebab, tidak hanya pelajaran di sekolah, mereka juga diberikan pelajaran hidup yang berguna.

"Anak-anak disini belajar sambil bermain. Harapannya mengurangi aktivitas di luar rumah yang tidak berguna. Selain itu, memberikan motivasi kepada anak-anak untuk belajar meski dengan keterbatasan yang ada," ucapnya.

"Di sini juga diajarkan berbagi. Dulu ketika anak saya masih belajar di sini. Mereka disuruh menyisihkan uang jajan yang dikumpulkan di satu tempat. Nanti setahun dibuka, setelah itu, Jika ada sisa, mereka diajak berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan. Meski dengan kondisi seperti itu, dia masih memikirkan orang lain," kataya.

Margono mengakui dengan keterbatasan yang ada, dan tidak tamat SMP, Untoro masih mau belajar bersama anak-anak.

"Dia juga memberikan pelajaran menggambar juga, bahasa Jawa. Semangatnya itu yang patut dicontoh," katanya.

Untoro mengakui meski tak tamat SMP dan tertinggal kurikulum yang sekarang. Namun, dirinya ingin belajar bersama anak-anak tetangganya. Meski tak dibayar, dirinya ikhlas memberikan pelayanan tersebut. 

"Istilahnya saya belajar juga, dan mengajarkannya kepada anak-anak," katanya.

"Tidak apa-apa (tidak dibayar) asal anak-anak mau belajar. Saya tidak tahu sampai kapan belajar bersama, pokoknya sekuatnya," ucapnya. 

Ke halaman selanjutnya

"Kalau belajar disini Mbah Un menjelaskannya gampang dimengerti jadi mudah, seperti guru menerangkan di sekolah," katanya.

"Belajar sendiri susah, kalau di sini bisa bertanya," ucapnya.

Di kamar ukuran 3X4 yang digunakan Untoro sebagai kelas untuk mengajar tersedia berbagai macam buku pelajaran SD.

Tumpukan buku tertata rapi disamping beberapa lukisan wayang hasil karyanya. Beberapa lukisan belum sempat dipotong.

Kanit Binmas Polsek Purwosari Aiptu Saparudin mengatakan, kisah hidup Untoro yang sakit dan menyebabkan kelumpuhan tak membuatnya putus asa. Malah menjadikannya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

"Beliau ini lumpuh tidak sejak lahir, tetapi semangatnya luar biasa," katanya.

Menurut dia, pihaknya terus membagikan kisah ini kepada masyarakat di Purwosari, dan Gunungkidul.

Sebab, banyak masyarakat yang putus asa dengan keadaan yang dialaminya sehingga menyebabkan bunuh diri.

"Kisah mbah Un ini semoga meninspirasi warga lainnya," ucapnya.

Untoro hidup bersama adiknya dan beberapa keluarganya di rumah sederhana di Kecamatan Purwosari. Rumah yang terbuat dari papan ini hampir setiap sore dipenuhi anak-anak yang ingin belajar bersama ambah Un sebutannya.

Untoro hanya terbaring kedua tangannya tidak sempurna, jari-jarinya pun mengalami kelainan. Kedua kakinya meringkuk, Konsisi ini menyebabkan dirinya hanya bisa beraktivitas di atas kasur dengan balutan sprei sudah memudar warnanya. 

https://regional.kompas.com/read/2019/01/31/08300071/kisah-untoro-penyandang-disabilitas-semangat-mengajar-anak-anak-walau-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke