Salin Artikel

Petani Buang Buah Naga Merah ke Sungai karena Harganya Murah

Video dengan durasi 59 detik tersebut memperlihatkan seorang laki-laki mengenakan kaos hitam membuang tumpukan buah naga di sungai.

“Ora payu guwak ae. Delok en ta rek sak mene akehe. Banjir nogo. Jenenge Kaji Kanali nggak nolak blas. Kenter aman wes (Tidak laku, buang saja. Lihat saja sebanyak ini. Banjir naga. Namanya haji Kanali -sungai- sama tidak akan menolak. Hanyut aman wes),” kata laki-laki dalam video tersebut.

Total terlihat 10 keranjang besar yang berisi penuh buah naga dibuang di suang kecil.

Sementara itu, di video kedua beredar permohonan maaf dari pelaku pembuangan buah naga yang mengaku bernama Agus Widiaputra, warga RT 25 RW 3, Kedung Gebang, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.

Agus menjelaskan, buah naga yang dibuang bukan buah yang bagus, tetapi sudah tidak layak dikonsumsi.

“Kemarin bingung mau dibuang ke mana, di sini tidak ada pembuangan sampah umum. Dibuang ke sawah akan mengganggu. Semoga nanti mendekati imlek ada kenaikan sehingga ada sedikit kemakmuran bagi petani dan pedagangnya,” kata Agus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi Arief Setyawan kepada Kompas.com, Selasa (22/1/2019), mengatakan, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan bersama dengan tim dari Kementerian Pertanian dan membenarkan bahwa buah naga yang dibuang sudah busuk dan tidak layak makan.

Selain itu, Arief menjelaskan, pihaknya sudah mendatangkan tiga perusahaan yang akan membeli buah naga langsung kepada petani buah naga Banyuwangi.

“Sudah ada tanda tangan perjanjian antara petani dan perusahaan, termasuk harga pembelian antara Rp 5.000 sampai 6.000 sesuai dengan grade buah naganya. Selain itu, pemerintah dan petani juga melakukan kesepakatan mengembangkan buah naga dengan cara yang benar. Benar menurut petani dan benar menurut pemerintah,” ujarnya.

Dia mengakui bahwa harga buah naga di pasaran anjlok, namun untuk jenis anorganik dengan harga antara Rp 1.500 sampai Rp 2.000 per kilogram. Sementara buah naga organik harganya cukup tinggi, bahkan mencapai Rp 10.000 per kilogram.

“Untuk yang anorganik memang overproduksi tapi ya ini termasuk keberhasilan pertanian. Buah naga jenis ini yang dijual eceran di pasar. Tapi untuk yang organik sudah memiliki pangsa pasar khusus, termasuk untuk supermarket dan outlet besar. Bahkan untuk ekspor ke China, pembeli langsung ambil ke petani,” jelasnya.

Pada tahun 2017, produksi buah naga di Banyuwangi dengan luasan panen sebanyak 1.290 hektar menghasilkan panen sebanyak 42.000 ton.

“Itu besar sangat, sekali panen. Bisa dibayangkan, luasan bisa tambah setiap tahun termasuk juga produksinya. Normalnya, panen setahun sekali namun banyak petani yang membuahkannya di luar musim. Dan ini juga menjadi salah satu penyebab overproduksi buah naga di Banyuwangi,” jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/22/12411751/petani-buang-buah-naga-merah-ke-sungai-karena-harganya-murah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke