Salin Artikel

Tewaskan 3 Bocah Pekerja, Kades Minta Pemilik Penambangan Pasir di Sikka Dijerat Hukum

Ketiga korban yakni Emanuel Jefrianto (8), Petrus Afriandi (10), dan Silferius Silik (11).

Albert Ruben, Kepala Desa Hale menjelaskan bahwa ketiga bocah tertumbun longsor tersebut dalam kesehariannya diminta bekerja sebagai pengumpul batu dan pasir oleh pemilik lahan. 

"Mereka bekerja dengan upah sebesar Rp 5.000 per tiga kantong pasir yang diisi dalam kantong semen," kata Kades Albert kepada sejumlah awak media, Selasa (8/1/2018)

Kades Albert berharap agar aparat kepolisian bisa mengamankan pemilik lahan yang dijadikan lokasi penambangan pasir dan batu.

Hal ini karena pemilik lahan diduga mempekerjakan anak di bawah umur yang dengan jelas melanggar undang-undang perlindungan anak.

Dihubungi secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Sikka AKP Heffry Dwi Irawan yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa menegaskan, pihaknya tengah mendalami ada tidaknya indikasi tindak pidana dalam kasus tersebut.

Ia membenarkan bahwa pemilik lahan bisa dikenai Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, namun hingga saat ini pihaknya masih memeriksa beberapa saksi agar pasal yang disangkakan tidak salah.

Menurut Heffry, pemilik lahan tempat ketiga bocah terkubur, Januarius Joni juga sudah menyerahkan diri pada pihak kepolisian. Saat ini, ia sedang menjalani pemeriksaan di Mako Polres Sikka.

“Saat pulang dari lokasi ternyata pemiliknya sudah tunggu mobil polisi di jalan. Rupanya dia takut diamuk massa makanya langsung serahkan diri. Sekarang kami sedang periksa intens. Dia sangat kooperatif sehingga proses pemeriksaan berjalan lancar,” ungkap Heffry.

Sementara itu, Januarius Joni, pemilik tambang pasir di desa Hale, kecamatan Matipara, kabupaten Sikka, yang dimintai keterangannya di Mako Polres Sikka, Selasa (8/1) menuturkan sudah sejak lama ia dan keluarganya melakukan penambangan pasir dan kerikil di tanah warisan neneknya itu.

Biasanya, ada banyak orang yang melakukan penambangan di sana. Hasil dari penambangan dibagi rata antara dirinya dan para pekerja.

Januarius mengaku dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya musibah di tanah miliknya karena sedang berada di desa tetangga. Informasi adanya musibah itu diperolehnya dari staf Desa Hale yang ditemuinya di jalan.

Diceritakannya, saat mendengar informasi tersebut, dirinya langsung akan menuju lokasi namun disarankan oleh staf desa Hale untuk menunggu kedatangan polisi karena situasi tidak kondusif.

Mendengar hal itu, Januarius langsung menuju ke Desa Hebing dan memarkirkan motornya di salah satu rumah warga dan berjalan ke hutan lalu menuju pantai.

Dari sana Joni memanjat tebing hingga mencapai jalan Dmdesa Hebing untuk menunggu rombongan kepolisian.

“Sekarang saya pikiran, bagaimana saya punya anak dan istri di sana. Yang korban juga saya punya keluarga dan tetangga. Saya bersedia untuk tanggung urusan adatnya,” ungkap Joni.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/09/08164231/tewaskan-3-bocah-pekerja-kades-minta-pemilik-penambangan-pasir-di-sikka

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke