Salin Artikel

Nyaris Dibuang, Daun Sawi Diolah Menjadi Bahan Makanan

Dari kejauan para petani mulai bergerak beriringan. Mereka menuju lahan perkebunan sawi seluas 2 hektar yang berada di Desa Terong, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

"Dari 7 hektar lahan yang tersedia, baru 2 hektar yang kami kelola. Lahan ini sebagian lahan desa dan sebagian lagi lahan pribadi," kata Maulid, ketua kelompok tani setempat, saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (16/12/2018).

Dia menuturkan, terdapat sedikitnya 20 anggota kelompok tani yang tergabung dalam pengelolaan lahan tersebut.

Selain menanam sawi, petani juga melakukan budidaya tanaman cabai rawit, ubi, pisang dan durian. Saat ini, sawi produksinya paling banyak, mencapai empat ton per minggu.

Maulid mengatakan, bukan perkara mudah untuk menanam sawi di daerah Belitung. Kendalanya berupa cuaca panas dan serangan hama ulat.

Namun anggota kelompok tani tetap mengusahakan tanaman sawi karena tingginya permintaan sayur di pasaran.

Selain itu, tanaman sawi cepat panen dan bisa menghasilkan uang untuk operasional anggota.

"Sawi ini kami manfaatkan seluruhnya. Termasuk dedaunan yang kurang bagus, diolah menjadi kerupuk sawi. Rata-rata hampir 1 ton daun sawi yang sedianya mau dibuang, kami olah kembali menjadi bahan makanan," beber Maulid.

Para petani setiap hari membersihkan bedeng-bedeng sawi tersebut, guna mengurangi panas matahari dipasang waring di atasnya.

Hamparan hijau sawi menjadi pemandangan baru sejak lahan mulai dibuka setahun terakhir. Suasana hutan masih terasa kental dengan banyaknya kicauan burung dan tupai yang melompat dari pohon ke pohon.

Tidak jauh dari perkebunan sawi, terdapat saung kayu. Di sanalah sejumlah ibu-ibu mengolah sawi menjadi makanan gurih yang selanjutnya dilempar ke pasaran.

Kompas.com diberi kesempatan melihat langsung proses pembuatan kerupuk sawi tersebut. Daun sawi terlebih dahulu dibilas dan dikeringkan. Tak lupa adonan berbahan tepung beras, telur dan garam disiapkan. Daun kemudian dicelupkan ke dalam adonan dan digoreng.

Pengemasan dan pemberian label pun langsung dilakukan setelah proses penggorengan selesai. Kerupuk sawi hijau seharga Rp 10.000 per kemasan siap dipasarkan.

Salah satu pembuat kerupuk sawi, Soriana mengatakan, usaha pengolahan makanan itu bisa membantu perekonomian ibu-ibu yang suaminya bekerja sebagai petani.

"Selain kerupuk sawi, kami juga mulai membuat bolu, mi dan kemplang berbahan sawi," ujarnya.

Perkebunan sawi dan produk turunannya kini menjadi potret kehidupan masyarakat petani di Desa Terong. Lahan-lahan yang tidak produktif mulai ditanami berbagai tanaman dalam konsep agrowisata. Desa Terong didorong menjadi rintisan ekowisata di Pulau Belitung.

Pemerintah dan BUMN pun menyalurkan bantuan mereka. Salah satunya dalam bentuk pembuatan irigasi dan jembatan yang membelah lahan pertanian masyarakat.

Pembangunan irigasi diharapkan mencegah terjadinya banjir sekaligus cadangan air saat musim kemarau tiba.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/17/16250481/nyaris-dibuang-daun-sawi-diolah-menjadi-bahan-makanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke